Dengan penguatan kapasitas aparatur desa tersebut, tambah dia, dalam membangun program di pedesaan perlu duduk bersama untuk satu persepsi. Karena tanpa satu arah maka pembangunan akan sulit tercapai.
“Untuk mendapat masukan dan informasi peraturan dan perundang-undangan yang ada perlu diketahui. Kalau tidak memahami regulasi sama halnya berenang di sungai tanpa pelampung akhirnya tenggelam,” ujar politisi partai Golkar itu.
Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan, lanjut bupati dua periode itu menjelaskan sejak enam tahun yang lalu telah digaungkan desa maju. Alasannya, kata Surunuddin, masyarakat Konsel terbesar berdiam di desa.
“Andoolo hanya perkantoran, lainnya semua di desa-desa. Sejak saya diamanahkan, desa kita harus bangun. Desa harus terhubung. Selama enam tahun desa telah kita hubungkan melalui pengaspalan sepanjang 300 kilometer,” tutur Surunuddin.
Sebab, lanjutnya, jika itu terhubung maka putaran ekonomi dapat berjalan di desa.
Begitu pula, program saat ini yang tengah dicanangkan kata Surunuddin, mengembangkan infrastruktur digital di desa. Artinya, seluruh informasi di Konsel menjadi satu.
Apalagi, Konsel tidak boleh tertinggal. Melihat Konsel adalah salah satu kabupaten yang telah menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Discussion about this post