Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada tahun 2021 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bangka Belitung mencapai 71,69 masuk dalam kategori status pencapaian tinggi. Angka kemiskinan di Bangka Belitung berada di posisi terendah keempat nasional dengan persentase 4,90 persen.
Saat ini tidak hanya orang dewasa saja yang melakukan kegiatan tambang ini. Anak remaja atau usia sekolah pun ikut menambang bahkan sampai rela putus sekolah lantaran ingin mendapatkan uang dengan mudah serta ikut membantu ekonomi keluarga. Sepanjang tahun 2021, sebanyak 390 siswa/siswi putus sekolah. Pada tahun 2020, kasus pernikahan dini Bangka Belitung berada pada peringkat pertama nasional dengan persentase 18,76%.
Kepala Perwakilan BKKBN Bangka Belitung Fazar Supriadi Sentosa telah berupaya menurunkan angka pernikahan dini dan stunting melalui penulisan buku saku Keramunting sebagai materi tambahan pada jenjang pendidikan menengah. Buku ini telah dibagikan dan disosialisasikan ke sekolah-sekolah menengah khususnya di Kabupaten Bangka Barat.
“stunting yang ada di Bangka Belitung lebih karena tingginya pernikahan dini serta kesalahan pada pola asuh. Maka dari itu perlu pendewasaan usia pernikahan, laki-laki berumur 25 tahun dan perempuan minimal 21 tahun,” kata Fazar.
Kabupaten Bangka Barat menempati posisi tertinggi dengan 312 kasus. Kabupaten Bangka Barat saat ini merupakan daerah terdampak stunting tertinggi di Bangka Belitung dengan prevalensi balita stunting di 14 desa berada di atas 20% berdasarkan data Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) tahun 2020.
Discussion about this post