“Keberhasilan Kisuci terletak pada pendekatan partisipatif dan inklusifnya. Komunitas ini secara aktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan, memastikan bahwa inisiatif aksi iklim disesuaikan dengan kebutuhan dan nilai-nilai lokal,” terangnya.
Selain itu, kata Hayu, penekanan pada peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan penyediaan sumber daya memberdayakan anggota masyarakat untuk menerapkan dan mempertahankan praktik-praktik berkelanjutan.
Dia mengatakan, dengan mengintegrasikan dimensi lingkungan, sosial, dan spiritual, komunitas ini telah menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab di antara anggotanya.
“Keberhasilan inisiatif ini menggarisbawahi pentingnya pengetahuan lokal dan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan dan menerapkan solusi berkelanjutan,” papar Hayu.
Kompetisi COPSI tersebut diselenggarakan sebagai bagian dari Seminar Internasional tentang Bisnis, Ekonomi, Ilmu Sosial, dan Teknologi (Isbest) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Terbuka, Indonesia.
Acara yang bertema “Memberdayakan Melalui Inovasi di Perusahaan Berbasis Masyarakat” ini berhasil menarik minat para inovator dari berbagai penjuru dunia untuk memamerkan ide-ide brilian mereka dalam meningkatkan layanan publik.
Kriteria penilaian dari juri meliputi motivasi dari pembuatan produk inovasi, manfaat dari produk inovasi, keaslian produk inovasi, metode pengembangan inovasi dan testimoni dari masyarakat yang telah menggunakan produk inovasi tersebut.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post