PENASULTRAID, JAKARTA – Di tengah maraknya tren makanan ringan di media sosial, semakin banyak anak muda yang jeli melihat peluang bisnis dari camilan yang akrab dijumpai di lingkungan sekitar. Mulai dari jajanan kaki lima, camilan rumahan, hingga snack yang populer secara online.
Dengan banyaknya minat terhadap cemilan lokal, menjadikannya peluang usaha yang menjanjikan. Salah satu yang berhasil mencuri perhatian adalah Makaroni SOS UMKM asal Krian, Sidoarjo, yang didirikan oleh Ahmad Adi Sudrajat di usia 23 tahun. Kemitraannya dengan Shopee, menjadikan Makaroni SOS tumbuh menjadi brand camilan lokal yang digemari konsumen di berbagai kota.
Ahmad Adi Sudrajat, Founder dari Makaroni SOS, membagikan kisah awal perjalanannya. Ahmad mengaku minat pada bisnis sudah muncul sejak SMA, mulai dari jualan gantungan kunci hingga jajanan kampus. Saat pandemi 2020, Adi dan adiknya memutuskan untuk coba usaha snack rumahan, terinspirasi dari toko kecil milik ibu.
“Dengan modal terbatas, kami mulai berjualan di Shopee dan malam pertama langsung ada pesanan. Kami belajar banyak hal secara otodidak dari segi produksi, kemasan, hingga melayani pelanggan. Berbekal motto “Snack berkualitas yang sedang kamu inginkan dengan harga terjangkau,” tak disangka yang awalnya hanya puluhan pesanan per hari, kini bisa ribuan, dan kami mulai membuka lapangan kerja di lingkungan sekitar. Sekarang, dari dapur kecil di Krian, kami bisa layani ribuan pesanan tiap hari dan bertumbuh bersama Shopee,” beber Ahmad dalam keterangannya, Senin 21 Juli 2025.
Perjalanan Anak Muda Lokal Mengolah Camilan Jadi Peluang
Industri snack makaroni bukanlah pasar yang sepi pesaing. Namun, Makaroni SOS berhasil membangun daya tarik tersendiri lewat cita rasa yang khas dan kualitas produk yang terjaga.
Berbagai varian dihadirkan untuk menjawab selera konsumen, mulai dari makaroni kering, makaroni mekar, hingga makaroni bumbu basah yang tengah populer. Semua diproduksi dengan bahan baku berkualitas dan dikemas secara higienis menggunakan standar food grade.
Yang membedakan, Makaroni SOS tak sekadar menjual camilan, tapi juga menjaga kepercayaan konsumen melalui kualitas, pengemasan yang aman, dan pelayanan yang cepat. Bahkan, Ahmad dan tim juga bekerja sama dengan UMKM sekitar untuk mendukung proses produksi, dengan tetap menerapkan standar kontrol kualitas yang ketat.
Bergabung di Shopee sejak 2021 menjadi titik balik penting dalam perjalanan Makaroni SOS. Platform ini membuka akses pasar yang lebih luas dan mempertemukan produk rumahan mereka dengan konsumen dari berbagai daerah.
Tak hanya itu, Makaroni SOS juga terus melakukan peningkatan layanan dan mengikuti, berbagai program untuk terus upgrade pengetahuan tentang cara berjualan di Shopee. Yang semula 1 sampai 5 pesanan per hari, meningkat menjadi 50 pesanan per hari.
Peningkatan pesanan tersebut juga mendorong Makaroni SOS untuk menyerap lebih banyak karyawan, termasuk warga di area sekitarnya. Saat ini, Makaroni SOS bahkan mampu menerima hingga lebih dari 10.000 pesanan setiap harinya.
“Dari sejak awal kami bergabung, platform Shopee sangat membantu kami yang mengembangkan usaha dari nol. Rasanya seperti ditemani di setiap tahap perjalanan, mulai dari handling pesanan, menjaga rating, sampai memahami apa yang dibutuhkan konsumen hari ini. Dukungan ini membantu kami fokus pada hal penting lainnya, seperti menjaga kualitas, menjaga kepercayaan pelanggan, dan menciptakan produk yang relevan untuk pasar yang terus berkembang,” papar Ahmad.
Selama Makaroni SOS berjualan di Shopee, Makaroni SOS selalu merasakan pertumbuhan omzet dari tahun ke tahun. Peningkatan yang dialami dirasakan setiap tahunnya, termasuk dari sisi tenaga kerja yang awalnya hanya kurang dari 5 orang, kini sudah berkembang menjadi sekitar 30 karyawan.
Makaroni SOS juga aktif menggunakan berbagai fitur Shopee untuk mendukung operasional, seperti Shopee Live, Shopee Video, Affiliate Marketing, dan berbagai fitur lainnya yang membantu pekerjaan harian tim.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:


Discussion about this post