Perang tak hanya negara melawan negara. Tapi korporasi teknologi juga ikut berperang dengan sisipan agendanya membantu negara mereka. Itu yang ditulis dalam buku “World War and Waorld Peace in Digital Capitalism Era” (Fuch 2025).
Bisa dibayangkan saat data-data kita ada di perusahaan asing di luar negeri. Saat infrastruktur teknologi di bawah kendali mereka. Saat cyber security data dan sistem juga tergantung pada mereka.
Lalu kita berperang. Maka Indonesia saat perang itu, sistem yang selama ini ada bisa terhenti dan tak berfungsi. Atau minimal terganggu secara signifikan.
Disitulah pentingnya dalam pembangunan Indonesia ke depan, tidak meremehkan dan tidak mengabaikan aspek kedaulatan digital. Aspek infrastruktur digital milik sendiri.
Itulah pentingnya road map Indonesia kedepan tentang kekuatan digital dan kendali kita pada AI, data, infrastruktur dan cyber security nasional.
Apa yang harus dilakukan pemerintah dan lembaga negara 10 tahun ke depan? Apa yang harus dilakukan dunia kampus dan para peneliti? Apa yang harus dilakukan Industri? Dan apa pula yang harus dilakukan masyarakat?
Semua harus terencana sesuai road map Indonesia untuk menghadapi kondisi dunia digital yang cepat sekali berubah.
Hanya bangsa yang mampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi digitallah yang akan memenangkan kompetisi. Akan menjadi bangsa yang kuat dan maju, mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain yang sudah lebih dulu melesat dari pada kita.
Semoga pemerintahan Prabowo-Gibran dan para pembantunya sudah menyiapkan dan mengantisipasi semua itu. Bagaimana pendapat Anda?.(***)
Penulis adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, dan kini juga sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar Serikat Media Siber Indonesia
Jangan lewatkan video populer:

Discussion about this post