Oleh: Fitri Suryani, S.Pd
Kasus korupsi di negeri ini, nampaknya belum menunjukkan penurunan dan kondisinya sudah begitu mengkhawatirkan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto yang menyebut tingkat korupsi di Indonesia mengkhawatirkan.
Ia juga menegaskan akan membasmi koruptor yang merugikan negara. Hal itu ia sampaikan di forum internasional World Governments Summit 2025 di Dubai, Uni Emirat Arab, yang dihadiri secara virtual, pada Kamis (13/2/2025).
Prabowo menilai bahwa korupsi merupakan akar dari berbagai kemunduran di sektor pendidikan, penelitian, dan pengembangan. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa tata pemerintahan yang baik adalah kunci dalam upaya pemberantasan korupsi. Namun, ia juga mengakui adanya tantangan yang harus dihadapi (Kompas, 13/2/2025).
Membahas soal korupsi nampak tak pernah sepi di negeri ini. Kasus tersebut juga merupakan perkara yang kompleks, meski ada badan khusus yang menyelesaikan masalah korupsi, namun korupsi tetap selalu ada.
Faktor penyebab korupsi pun ada banyak hal. Di antaranya, minimnya sifat amanah dan adanya gaya hidup konsumtif, sehingga tak jarang lebih besar pasak daripada tiang. Dari itu untuk memenuhi keinginan tak sedikit menghalalkan segala cara. Sehingga dengan alasan itu, seseorang akan tergiur untuk melakukan tindakan korupsi agar terpenuhi semua keinginan hidupnya.
Pun sudah menjadi rahasia umum untuk meraih suatu kekuasaan atau jabatan membutuhkan biaya yang banyak, sehingga saat mereka telah meraih jabatan tersebut mereka akan berusaha untuk mengembalikan modal. Karena, jika hanya mengharap gaji, maka modal sulit kembali. Walhasil korupsi menjadi salah satu jalan untuk mengembalikan biaya politik dengan cara singkat.
Selain itu, adanya sanksi yang belum mampu memberikan efek jera kepada pelaku. Padahal sejatinya sanksi bersifat menimbulkan efek jera, baik kepada pelaku itu sendiri dan kepada orang lain yang berkeinginan melakukan tindakan serupa. Hal ini tampak dari pelaku yang keluar masuk bui dengan kasus yang sama.
Lebih dari itu, sistem sekuler yang diterapkan saat ini sulit untuk seseorang lepas dari jerat korupsi, baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Karena lingkungan begitu kondusif untuk melakukan tindakan tersebut.
Discussion about this post