Oleh: Ichsan Lemba
Begitu muka seorang teman menempel di dinding Ka’bah, dia langsung menangis sejadi-jadinya tak sadarkan diri. Mungkin karena doanya merasa terkabul mencium Ka’bah secara langsung yang termasuk selalu diamalkannya sebelum umrah.
Mencium Ka’bah secara langsung memang bukan pekerjaan mudah, karena harus melalui perjuangan hidup mati dengan menerobos ditengah-tengah jutaan jemaah dari berbagai Negara seluruh dunia yang sedang melakukan tawaf.
Bagi jemaah yang tidak mampu mencium Ka’bah maupun Hajar Aswad secara langsung, cukup melambaikan tangan kanan mencium dari kejauhan sambil mengucapkan Allah Akbar. Karena itu mencium Ka’bah dan maupun Hajar Aswad secara langsung termasuk satu keberuntungan. Tapi keberhasilan ini tak terlepas dari Ridho Allah.
Menyaksikan peristiwa seorang teman yang menangis di dinding Ka’bah itu terjadi ketika saya melakukan ibadah umrah pada pertengahan bulan November 2022 selama 12 hari dengan fasiltas travel perjalanan biro tour RPM Pusat Kendari, dengan ketua rombongan H. Tasman Donggo memimpin 31 jamaah.
Mencium Ka’bah secara langsung memang tidak semudah yang dimimpikan. Selain menempuh perjuangan usaha keras, juga tidak terlepas punya kiat kiat teknik tersendiri dari jemaah yang sudah berpengalaman.
Kebetulan berteman dengan seorang jemaah yang sudah haji dan beberapa kali melakukan umrah. Teman tersebut juga kita satu kamar. Teman yang berpengalaman tersebut, nampaknya sudah punya kiat-kiat untuk bisa mencium Ka’bah langsung.
Suatu ketika saya dipanggil pergi shalat di pelataran dekat Ka’bah. Kita bertiga shalat di pelataran dekat Ka’bah, berdesak-desakan. Begitu bisa berdiri langsung takbir, jangan beri kesempatan jemaah lain mondar-mandir cari tempat shalat, kata teman yang berpengalaman itu.
Kiat teman itu untuk mencium Ka’bah secara langsung adalah selesai salam, tanpa berdoa langsung beranjak menuju Ka’bah. Sementara jemaah lainnya masih berdoa. Dengan cara seperti itu kita bisa melewati celah-celah diantara puluhan ribu jemaah dan menyelinap sampai bisa mencium Ka’bah.
Namun dengan sekejap pula langsung seperti tsunami jemaah berebutan menuju Ka’bah. Teman saya yang menangis pada dinding Ka’bah nyaris terjepit dengan puluhan ribu jemaah yang segera merapat. Beruntung saja saya sigap tarik keluar teman itu sehingga lolos dari himpitan massa.
Jika tak tertolong keluar, bisa saja dia akan terjatuh dan terinjak jemaah yang banyak.
Discussion about this post