Terlepas dari segenap pemberitaan tersebut, terlebih dahulu Alvin Lim sudah dikenal sebagai seorang pengacara muda yang kritis terhadap berbagai aspek kehidupan yang menurut keyakinan dirinya sendiri memang perlu dikritik.
Menyimak situasi kondisi sensitif terhadap kritik di Indonesia masa kini dapat diduga bahwa cukup banyak pihak merasa tidak nyaman terhadap kritikan maka setuju terhadap penahanan pihak yang mengkritik mereka.
Berbagai pihak menganggap penahanan tepat dan benar sebagai hukuman yang setimpal terhadap Alvin Lim dengan alasan ganjaran efek penjeraan alias “biar kapok”.
Berdasar keyakinan bahwa para penegak hukum menganut mazhab di atas hukum masih ada keadilan dan di atas keadilan masih ada kemanusiaan.
Dengan penuh kerendahan hati saya memberanikan diri untuk mengharap kasus majemuk yang menimpa Alvin Alim akan ditangani murni secara hukum tanpa politisasi identitas SARA sesuai makna luhur terkandung pada sosok Dewi Keadilan dengan mata tertutup memegang neraca demi menimbang keadilan secara benar-benar adil seadil-adilnya dengan meletakkan kemanusiaan sebagai mahkota peradaban. Merdeka!.(***)
Penulis: Pendiri Museum Rekor Indonesia, Pendiri Yayasan Pendidikan Seni “Jaya Suprana School Of Performing Arts”
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post