“Saya gunakan batik dengan aroma terapi. Tongkos yang seperti kopiah kolaborasi udeng ini bisa menjadi produk ekonomi kreatif untuk oleh-oleh. Jadi kalau ke Bangkalan jangan jadi Rohali (rombongan hanya liat-liat) tapi harus jadi Rojali (rombongan jadi beli) produk-produk ekonomi kreatif Bangkalan,” ucap Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga yang hadir bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak dan Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imran, memakai tongkos yakni topi khas masyarakat Bangkalan yang menjadi salah satu produk ekonomi kreatif selain kuliner.
Sandiaga sempat mencicipi beberapa olahan kuliner bebek di festival yang sudah empat kali terselenggara itu. Serta beberapa makanan khas Bangkalan lainnya yang disuguhkan seperti Topak Ladeh, Tajin Sobih, Nasi Serpang, Nasi Nya’ Litik, hingga Nasi Amboina.
“Saya mencoba sate bebek. Tadi ada dua varian yang satu pake kecap dan satu lagi pakai kelapa. Dan sate bebek yang pake kecap itu super enak. Ini bisa menjadi varian unggulan, nanti kalau bisa dibuatkan cerita di balik kuliner bebek tersebut,” ujar dia.
“Saya dapat cerita dari pak bupati ternyata setiap akhir pekan terjual 5.000 ekor bebek sampai bebeknya harus didatangkan dari Kediri,” tambah Sandiaga.
Discussion about this post