Oleh: Yuni Damayanti
Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dinyatakan berstatus kuning, karena memiliki angka prevalensi stunting dikisaran 20 sampai 30 persen.
Berdasarkan hasil Studi Stasus Gizi Indonesia (SSGI) 2021, persentase kasus kekerdilan anak di Kendari mencapai 24 persen. Sedangkan angka maksimal status stunting nasional yang ditetapkan adalah 24,4 persen.
Menanggapi hal itu, Walikota Kendari Sulkarnain kadir mengatakan, akan menargetkan penurunan prevalensi stunting di Kota Kendari.
“Kami menargetkan penurunan prevalensi stunting tahun 2022 menjadi 15 persen,” ungkapnya, (telisik.id, 25/03/2022).
Mungkin istilah stunting masih terdengar asing di telinga sebagian orang, padahal stunting ini umum terjadi di Indonesia. Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak.
Mengingat stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang cukup membahayakan, memahami faktor penyebab stunting sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, Anda bisa melakukan langkah-langkah preventif untuk menghindarinya.
Berikut ini beberapa faktor penyebab stunting yang perlu Anda ketahui:
1. Kurang Gizi dalam Waktu Lama
Tanpa Disadari
Penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Sebab, sejak di dalam kandungan, anak bisa jadi mengalami masalah kurang gizi. Penyebabnya, adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi.
Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi janin. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan inilah yang juga bisa menjadi penyebab terbesar kondisi stunting pada anak.
Discussion about this post