Perlu kita menggarisbawahi bahwa PAW bukan hanya sekadar prosedur administratif saja, melainkan bentuk koreksi demokratis atas perilaku yang menyimpang dari wakil rakyat.
Jadi jika partai hanya berhenti pada status nonaktif, sudah pasti yang tercipta hanyalah ruang abu-abu. Akibatnya apa, jarak antara elite dan rakyat makin melebar. Karena kepercayaan publik terhadap DPR yang selama ini rapuh justru makin tergerus bila langkah partai berhenti di tengah jalan.
Kini kita tahu sendiri, bola ada di tangan partai PAN, NasDem, dan Golkar. Apakah mereka berani menegaskan sanksi melalui PAW, atau tetap bersembunyi di balik kata nonaktif?
Sejarah akan mencatat, apakah partai-partai besar ini berdiri di barisan rakyat atau justru mengulur waktu demi kepentingan internal.
Satu hal yang pasti rakyat tidak lagi mudah dibungkam oleh istilah teknis. Bagi rakyat, nonaktif hanyalah (berhenti sejenak). Sedangkan PAW adalah bukti nyata bahwa partai masih peduli pada suara hati publik, sesuai dengan prinsip akuntabilitas politik dalam demokrasi.(***)
Penulis: Pemuda Pemerhati Ekonomi Nelayan (PPEN)
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post