Oleh: H. Nur Alam, S.E., M. Si.
Sulawesi Tenggara adalah provinsi yang kaya akan sumber daya alam, baik di sektor pertanian, perikanan, peternakan, pariwisata, dan juga budaya. Di sektor tambang berlimpah nikel, emas, aspal, dan hasil tambang lainnya.
Kekayaan alam strategis di bidang pertambangan khususnya nikel (ore) nilai depositnya sekitar 97,4 miliar ton (asumsi harga $25/ton) bernilai sekitar Rp. 23,1 ribu triliun. Aspal curah di Pulau Buton memiliki deposit sekitar 3,8 miliar ton (asumsi harga Rp. 480.000/ton) nilainya sekitar Rp. 1,841 triliun. Sedangkan tambang emas yang dimiliki oleh Sultra diperkirakan depositnya mencapai sekitar 1,125 juta ton (asumsi harga Rp. 270.000/gram) bernilai Rp. 303,75 ribu triliun.
Semua kekayaan alam melimpah yang dimiliki Sultra itu akan membawa kesejahteraan di masa depan, dan juga membuat Sultra menjadi daerah yang lebih maju dibanding daerah lain. Sultra juga akan dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Bahkan, Sultra bisa sangat terkenal di dunia internasional.
Di satu sisi semua potensi alam yang berlimpah itu adalah anugerah dari Allah SWT, namun disisi lain bisa berubah menjadi musibah bila keberadaan dan keberlangsungannya tidak dijaga dan dikelola dengan baik dan benar.
Presiden Soekarno pernah mengatakan, “Kelak negara di dunia akan iri terhadap kekayaan Indonesia.” Barangkali itulah yang terjadi sekarang ini. Kekayaan alam yang berlimpah yang dimiliki negeri ini justru menjadi ancaman serius karena banyak sekali pihak (asing) yang berebut untuk menguasainya.
Sasaran Mafia
Biasanya, kita melihat tema-tema tentang kelompok kejahatan terorganisir seperti mafia hanya di film-film Hollywood. Meski biasanya lebih banyak memotret tentang mafia di Italia sebutlah film berjudul “God Father”, namun sebenarnya kelompok kejahatan terorganisir ini juga terjadi di banyak negara seperti di Meksiko, Kolumbia, Serbia, dan lainnya.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Public Economics yang disusun oleh Gianmarco Daniele (peneliti pasca doctoral di bidang ekonomi di Universitas Bocconi) bersama ilmuwan ilmiah Universitas Pennsylvania, Gemma Dipoppa menemukan bahwa mafia di Italia seringkali mengancam politisi untuk mendapatkan kontrak pemerintah yang membayar mahal untuk pengelolaan limbah, konstruksi, dan layanan publik lainnya. Politisi individu yang mengancam kepentingan bisnis tersebut dapat berada dalam bahaya. Serangan fisik, pembakaran, dan ancaman adalah taktik favorit mafia.
Menariknya, satu hal yang disajikan dengan tepat oleh film maker Hollywood adalah gagasan bahwa jaringan kriminal Italia cukup kuat mengancam pemerintah, dan risiko tertingginya ada pada pejabat pemerintah lokal.
Sejak saya di Sukamiskin, saya jadi punya banyak waktu untuk merenung. Bahkan sesekali flashback ke masa-masa saat masih menjabat sebagai Gubernur. Tampak jelas ada konsekuensi jabatan yang membuat saya berisiko menjadi sasaran kejahatan mafia seperti yang ada di film-film. Dan saya pun jadi “curiga” jangan-jangan saya adalah korban dari sebuah konspirasi yang dilakukan oleh kelompok kejahatan yang terorganisir serupa film mafia produksi Hollywood.
Kalau politik tampak sebagai pekerjaan yang sangat berbahaya, saya khawatir akan banyak orang-orang yang potensial, kompeten, berkualitas, dan berpendidikan tinggi akan berkecil hati untuk mencalonkan diri menjadi pemimpin daerah.
View this post on Instagram
Risiko Jabatan
Kematian Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong pada Rabu (9/6/2021) yang menjadi pembicaraan hangat dan diberitakan oleh berbagai media membuat saya terusik dan lagi-lagi merenung lalu flashback.
Kematiannya yang mendadak di atas pesawat saat perjalanan pulang dari Bali menuju Manado via Makassar membuat masyarakat berspekulasi bahwa kematian laki-laki kelahiran 1962 itu tidak wajar, dan dikaitkan dengan sikapnya yang sangat tegas menolak keberadaan PT. Tambang Mas Sangihe yang beroperasi di Sangihe, Sulawesi Utara.
Polisi masih terus mengusut kematiannya. Namun, wajar atau tidak wajar kematian Wabup Sangihe, saya tahu betul bahwa memang ada bahaya besar yang mengintai di balik jabatan yang diemban oleh seorang pejabat daerah. Maka jangan heran kalau ada istilah yang berkembang di tengah masyarakat bahwa, ketika pejabat daerah berani menolak mafia maka taruhannya adalah nyawa atau penjara. Kecuali dia bersedia jadi bagian dari mafia.
Mari kita tengok lagi kasus yang masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat Sulawesi Tenggara yakni, ditetapkannya mantan Kepala Dinas ESDM Provinsi Sultra sebagai tersangka dalam kasus perizinan tambang PT. Toshida yang diduga merugikan Negara sebesar Rp.190 miliar.
Discussion about this post