Jalan raya tidak pernah dirancang untuk menjadi lapangan pekerjaan, namun kini jutaan warga negara Indonesia mencari sesuap nasi di jalan. Akibatnya kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Meski demikian pemerintah tidak pernah berdaya mengatur sistem transportasi publik sehingga aksi protes para sopir kerap terjadi.
Pemerintah gagal mengantisipasi gejolak sosial yang membuat Indonesia terbakar dan berdarah. Pemerintah reaktif seperti pemadam kebakaran.
Perangkat intelijen negara, baik TNI, Polri, dan sipil tidak mampu melacak pergerakan rakyat, atau informasi intelijennya tidak digunakan. Akhirnya korban jiwa berjatuhan, dibunuh sesama anak bangsa sendiri.
Pemerintah yang proaktif bukan berlomba memberi sepeda motor dan rumah. Tetapi segera membuka lapangan kerja baru selain jalan raya. Pemerintah yang proaktif bukan yang rajin minta maaf, tetapi yang mampu memperkirakan setiap aspirasi dan pergerakan rakyatnya.
Pemerintah yang proaktif bukan bagi-bagi sembako, tetapi meningkatkan daya beli masyarakat. Pemerintah yang proaktif bukan yang berlomba membuat pertemuan eksklusif dengan perwakilan ojek online.
Pemerintah yang proaktif pasti mampu mengantisipasi setiap dinamika yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah yang proaktif mampu menjamin keamanan dan ketertiban rakyatnya.(***)
Penulis adalah Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas), Presidium Pergerakan Rakyat Indonesia Makmur Adil (Prima)
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post