Ia menutup amanahnya dengan ajakan agar semangat Sumpah Pemuda tidak berhenti pada nostalgia sejarah, melainkan diwujudkan dalam langkah konkret: mencintai negeri dengan karya dan pengabdian.
“Bangunlah Indonesia dari hal-hal kecil di sekitar kita. Dari cinta itulah lahir pengabdian yang tulus,” pesannya.
Peringatan Sumpah Pemuda tahun ini menjadi pengingat bahwa tekad persatuan yang diikrarkan pada 1928 kini menuntut bentuk baru: kolaborasi generasi digital untuk menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan akar nilai kebangsaan.
Penulis: Nafsul Muthmainnah
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:


Discussion about this post