Dengan ritual tersebut, personal yang paling berperan dalam ritual, ingin meyakinkan rakyat bahwa “Nusantara” akan terus jaya dan langgeng.
Dari ritual Kendi Nusantara bernuansa klenik, kita menemukan hal yang sangat kontradiktif. IKN diklaim memiliki slogan smart, metropolis, dan modern, serta ke depan diproyeksikan akan menjadi katalis peningkatan peradaban manusia dan representasi kemajuan bangsa Indonesia.
Namun, meskipun slogan dan proyeksi peradaban begitu canggih, ternyata praktik ritual pembangunan IKN sarat nuansa klenik, irasional, mengada-ada, tidak substantif, dan justru memundurkan peradaban dan politik bangsa ke masa lalu. “Mengkramatkan” kendi berisi tanah dari dan air yang berasal dari 34 provinsi menjadi satu hal yang irasional dan anomali dalam peradaban politik modern.
Ritual mencampur tanah dan air ke dalam Kendi Nusantara bisa dijustifikasi oleh penguasa dengan ribuan alasan. Namun, jika bicara akal sehat, apalagi merujuk pada ajaran tauhid, maka ritual mistik tersebut dapat dinilai bernuansa syirik.
Meskipun dengan dalih melestarikan warisan budaya, namun tetap saja ritual itu merupakan hal yang mengandung unsur syirik. Terserah bahwa acara tersebut ditutup dengan doa menurut agama Islam. Namun, jika sudah mencampur aduk ritual keagamaan Islam yang suci dengan kegiatan berbau klenik, sebagai manusia yang beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, kita perlu bersikap dan menolak dengan jelas. Syirik adalah perbuatan dosa tak terampuni.
Hal tersebut menjadi lumrah. Pasalnya secara garis besar dalam koridor politik demokrasi tidak dikenal halal atau haram. Tidak dikenal iman atau syirik. Sebab, demokrasi berpijak pada liberalisme. Kebebasan individu mutlak ditentukan sendiri. Tanpa perlu kaidah agama. Demokrasi juga bisa menjadi jalan menuju kesyirikan dan pengabain penghambaan.
Politik klenik lahir dari sistem sekuler dan dari pemikiran kafir barat meyakini adanya Tuhan/agama namun urusan hidup cukup manusia sendiri yang mengaturnya karena agama hanya sebatas ibadah menghadap Tuhan (fasluddin ‘anil haya’).
Padahal, di dalam Islam jelas, praktik klenik itu membahayakan akidah umat Muslim karena klenik termasuk kemusyrikan dan bisa menghantarkan pelakunya pada kesyirikan.
Islam mendidik umatnya untuk senantiasa menjaga kemurnian keimanan akidahnya dengan لاتشرك بالله . Larangan mensekutukan Allah (Q.S Lukman 13) Karena syirik adalah dosa besar dan dosa yang tidak diampuni Allah.
Discussion about this post