Tidak ada kendala berarti dalam proses pembagian bantuan tersebut. Hal ini berkat sinergitas antara Pos Indonesia, ID Food, dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Pos Indonesia dalam setiap penyaluran bantuan menggunakan teknologi sehingga Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang direkam akan jauh lebih akurat.
“Kerja sama tim yang baik antara Pos Indonesia, ID Food, dan Badan Pangan Nasional, digitalisasi, seperti real-time dashboard monitoring yang kami terapkan turut membantu dalam menuntaskan beberapa kendala sehingga bantuan dapat tersalurkan sesuai jadwal dan tepat sasaran, by name by address,” jelas perempuan yang akrab disapa Ana.
Ana menambahkan bahwasannya Pos Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang jasa kurir dan logistik berkomitmen untuk terus melakukan penyesuaian teknologi dalam membantu penyaluran bantuan sosial pemerintah. Di antaranya ialah dengan meningkatkan penggunaan teknologi digital, seperti QRIS Pospay bagi KPM yang memiliki smartphone.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional, Rachmi Widiriani yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menuturkan bahwa program bantuan pangan yang digagas oleh pemerintah ini sebagai bentuk penanggulangan kekurangan dan krisis pangan serta stunting yang terjadi di Indonesia.
“Pemberian masing-masing 10 butir telur dan 1 kilogram daging ayam kepada Keluarga Risiko Stunting diharapkan dapat memenuhi kebutuhan makanan dengan gizi berimbang. Dengan demikian, pencegahan akan kasus stunting di Indonesia tertanggulangi,” ujar Rachmi Widiriani.
Sebagai informasi, Pos Indonesia bersinergi dengan ID Food diamanahi oleh pemerintah dalam menyalurkan program bantuan pangan telur dan daging unggas yang bertujuan untuk menanggulangi kekurangan dan krisis pangan, kemiskinan, stunting, gizi buruk, serta mengendalikan dampak inflasi dalam negeri.
Discussion about this post