Oleh: Rusdianto Samawa
Banyak khalayak katakan: “berlebihan Rusdianto kampanye Muhaimin Iskandar.” Tulisan ini bisa jadi jawaban atas satire itu. Saya sendiri tidak fanatik terhadap Gus Muhaimin Iskandar (selanjutnya disebut Cak Imin — supaya pendek kata). Tetapi, saya mengambil prototipe kepemimpinannya. Karena kalau fanatik. Berbahaya. Sewaktu-waktu saya bisa dipecat dari kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kalau dipecat. Pasti kecewa. Jadi jangan fanatik.
Sudah saya kagumi Cak Imin. Sejak menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sejak mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram (ummat) melihat dan mengamati kepemimpinannya. Selama 10 tahun pemerintahan SBY, Cak Imin telah berkontribusi besar terhadap keberlangsungan 3 Kementerian yakni Kelautan – Perikanan, Ketenagakerjaan dan Kementerian Desa.
Begitu juga, selama 10 tahun pemerintahan Joko Widodo, Cak Imin bersama PKB telah menjadi motor penggerak perubahan kebijakan dalam konteks 3 kementerian diatas. Tentu, tiga kementerian itu merupakan pilar kehidupan bernegara dan instrumen kebijakan dalam mendekatkan pelayanan serta upaya realisasi kesejahteraan rakyat secara fundamental.
Selain itu, Cak Imin telah kembalikan semangat gotong royong dan sukarela bagi kader-kader PKB untuk melayani rakyat secara baik dan benar dalam bentuk kegiatan sosial, budaya dan ekonomi. Cak Imin yakin apa yang dilakukan seluruh kader PKB akan bermanfaat untuk umat, bangsa dan negara.
Sudah tentu pula, komitmen Cak Imin untuk bisa bermanfaat melalui langkah-langkah kebijakan politik yang harus mementingkan kemanusiaan dan bukan kepentingan golongan maupun kelompok. Keberpihakan Cak Imin terhadap problem kerakyatan sangat tinggi dan dinamis.
Saat ini, rakyat sangat membutuhkan Cak Imin dalam peran-peran strategis dan penting untuk melayani kesejahteraan rakyat dan membela kemanusiaan termasuk soal pluralisme, toleransi, kebudayaan, sosial, tenaga kerja, buruh, nelayan dan komunitas yang harus dipelihara. Prototipe leadership Cak Imin sangat universal yang berbasis pada nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam beberapa pidato dan ceramah Cak Imin di masjid-masjid, pengajian dan pertemuan buruh tani nelayan selalu rasional dan instruktif kepada kader-kader PKB agar menyatu bersama rakyat demi membangun Indonesia sehingga tercipta rasa kepedulian dan terdistribusinya kesejahteraan.
Leadership Cak Imin membawa pesan universal. Fenomena Cak Imin saat ini, yang muncul dalam kontestasi Pilpres sudah takdirnya sebagai oase kesenjangan masyarakat antar kelompok.
Melihat sepak terjang Cak Imin yang cerdas dalam melangkah, menguasai keadaan, pengalaman anggota legislatif dan menteri sehingga rakyat sendiri diseluruh Indonesia meminta Cak Imin memimpin Indonesia pada tahun 2024 mendatang. Kenapa? karena memiliki etikabilitas, moralitas politik dan elektabilitas yang cukup.
Layak sosok Cak Imin diusung sebagai figur alternatif dalam pilpres 2024 mendatang. Kini terlihat daerah (komponen rakyat) di seluruh Provinsi, Kab/Kota dan utamanya seluruh Caleg 2024 serentak deklarasi mendukung.
Discussion about this post