Menurutnya, ada banyak keuntungan menerapkan metode SRI organik. Diantaranya, tanah tak mudah terdegradasi serta lebih irit biaya operasional karena tak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pukuk.
”Sebab pupuk yang digunakan dibuat sendiri dari bahan alami dan bahannya sangat mudah didapatkan. Kita gunakan pupuk MOL atau mikro organisme lokal yang bahannya seperti air cucian beras, air kelapa dan kulit buah-buahan seperti pepaya yang difermentasi selama kurang lebih 15 hari,” ujar Alfrida menjelaskan.
Dengan metode ini, lanjut Alfrida, waktu panen akan dilakukan tiga bulan atau 90 hari sejak penyemaian benih. Dalam satu hektare, produksi gabah bisa mencapai enam hingga delapan ton. Selanjutnya, beras dilepas ke pasar dengan harga jual Rp17 ribu per kilogram (kg).
”Beras ini selain lebih sehat, rasanya juga lebih enak, pulen. Masyarakat yang mengkonsumsi beras ini mengatakan hal yang sama. Kami harap PT Vale terus memberikan kami pendampingan,” Alfrida menambahkan.
Produk yang dihasilkan dari PSRLB ini kemudian diberi label “Matano Rice”. Produk ini telah dipasarkan di wilayah Sulawesi Selatan dan Jawa. Saat ini pun sebagai perluasan pasar, sedang dijajaki peluang ekspor ke Timur Tengah.
Tak hanya itu, beras organik, para petani juga mulai menanam beberapa sayuran organik, seperti kangkung dan lainnya. Beras dan sayuran organik ini juga kini disuplay di Kantin Siloku PT Vale untuk dikonsumsi para karyawan.
Bidang Peternakan
PT Vale menghadirkan peternakan ayam organik di Desa Matompi, Kecamatan Towuti yang dikelola oleh Kelompok Peternakan Woliko. Kelompok ini beranggotakan 12 pemuda. Enam diantaranya penyandang disabilitas.
Ketua Kelompok Woliko, Sulaeman mengatakan, peternakan ayam yang digelutinya sejak 2019 itu masih tergolong kovensional. Nanti 2021 kelompoknya baru mulai beternak ayam organik dengan bantuan pembinaan PT Vale.
Discussion about this post