“Saya membeli tanah di sini ketika masih murah. Anak saya yang membangun rumah,” tuturnya ketika kami berbincang di ruang tamu.
Rumah itu baru ditempati dua tahun lalu. Sebelumnya, selama 43 tahun Yazid tinggal di rumahnya di kawasan yang sama, tapi sudah terlalu ramai.
Yazid dikaruniai delapan anak, enam di antaranya perempuan. Salah seorang anak perempuannya pernah menjabat sebagai wakil direktur bank BUMN besar. Belakangan diangkat menjadi Direktur utama salah satu BUMN.
Sesepuh wartawan di Medan ini memiliki cucu 14 dan cicit 6 orang. Salah seorang cucu menjadi dosen di Universitas terkemuka di Yogyakarta. Sementara seorang cucu perempuan menemani di rumahnya. Dialah yang menyediakan makan siang kami. Ada anaknya yang mempunyai rumah di komplek yang sama.
Anggur Hitam dan Anggur Merah
Kami disuguhi minuman kaleng asal Korea yang jarang dijual di Indonesia. Ada buah anggur dan penganan berupa kue kering.
“Ayo cobain anggurnya. Makan yang hitam dulu baru yang merah,” katanya bercanda. Kami memang disuguhi anggur hitam dan merah.
Syaraf Kejepit
Untuk menjaga kebugaran, Yazid rutin berenang sejauh 1.500 meter. Hari Senin dan Kamis dia puasa.
“Apa tidak pernah sakit?” Rupanya Agustus tahun lalu, dia mengalami syaraf kejepit nomor 45. Kalau berdiri, apalagi berjalan terasa sakit.
Setelah berkonsultasi, dokter menyarankan untuk berenang sebagai therapy. Yazid yang menggemari renang tentu senang, apalagi olah raga ini merupakan hobby-nya.
“Al-hamdulillah. Saya sekarang sehat. Bugar tanpa keluhan,” tuturnya.
Sebagian Peserta Tidak Sungguh-sungguh
Tentang penyelenggaraan HPN di Medan, Yazid mengapresiasi. Namun dari acara di Hotel Grand Mercure yang sempat dihadirinya, dia melihat sebagian peserta tidak mengikuti dengan sungguh-sungguh. Beberapa mondar mandir, malah meninggalkan tempat sebelum acara selesai.
Di samping itu, untuk acara puncak, seharusnya yang mengundang adalah Panitia HPN sebagai pihak yang punya hajat. Bukan gubernur. Namun dia tetap mengapresiasi.
Di sela perbincangan kami, salah seorang mantan Pengurus Pusat PWI meneleponnya untuk menyapa sekalian pamitan. Kami pun ikut pamitan sambil mengucapkan terima kasih. Pak Yazid nitip salam untuk sahabat sahabat di PWI.(***)
Penulis adalah pengurus PWI Peduli
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post