PENASULTRA.ID, KENDARI – Sulawesi Tenggara (Sultra) tak hanya dikenal dengan berbagai daya tarik wisatanya, namun juga memiliki beragam kuliner menarik. Salah satunya adalah Sinonggi, makanan khas Suku Tolaki.
Suku Tolaki berasal dari Kerajaan Konawe yang sekarang berada di daerah Kendari dan Konawe. Bahan baku utama dari Sinonggi itu sendiri adalah tanaman sagu. Masyarakat Tolaki umumnya mengonsumsi pati sagu (Metroxylon Sago) sejak ratusan tahun silam.
Saat ini Sinonggi menjadi bahan pokok utama kebutuhan di kalangan masyarakat Tolaki. Panganan ini bersaing dengan nasi yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setiap harinya. Sebab Sinonggi mengandung karbohidrat seperti nasi.
Sinonggi ini merupakan makanan yang serupa dengan Papeda khas Papua. Tetapi yang membedakannya adalah dari segi penyajiannya dan cara menyantapnya.
Jika Papeda biasanya dicampurkan dengan kuah kuning atau sayuran, maka tidak dengan Sinonggi. Cara memakannya lebih “bebas” sesuai dengan kemauan atau selara yang menyantapnya.
Penamaan Sinonggi ini berasal dari bahasa lokal suku Tolaki yaitu “o songgi” atau “posonggi”. Kata ini merujuk pada alat yang serupa dengan sumpit yang terbuat dari bambu. Gunanya untuk mengambil Sinonggi ini dari wadahnya.
Dalam budaya suku Tolaki, ada sebuah tradisi yang bernama mosonggi. Mosonggi adalah tradisi menyantap Sinonggi secara bersama-sama.

Cara Masak Sinonggi
Cara membuat Sinonggi cukup sederhana dan tak begitu rumit seperti pembuatan tepung sagu.
Pemilik Rumah Makan (RM) Meohai di Jalan Sao-Sao, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Lisa membeberkan tahapannya.
Pertama, pati sagu direndam terlebih dahulu dengan air dingin semalaman. Kemudian, airnya dibuang dan dicairkan lagi dengan menggunakan air secukupnya.
Setelah itu, air dididihkan dan sagu disiapkan dalam sebuah wadah kosong, kemudian dituangkan air panas sampai sagunya mengental.
“Tinggal masukkan sagu di loyang atau wadah dan disiram air dingin hingga kental. Kalau sudah kental tinggal siramkan air mendidih ke loyang atau wadah berisi sagu. Sambil disiram sambil batang kayu menggoyang sagu secara perlahan hingga teksturnya mengembang dan mengeras. Hanya begitu saja prosesnya,” kata Lisa, Minggu 10 November 2024.
Meski teksturnya lembek dan lengket, makanan ini selalu menjadi incaran bagi para penggemarnya. Sinonggi tidak menggunakan bahan apapun sebagai penambah rasa, sehingga rasanya cenderung hambar. Jika rasanya hambar, lantas apa rahasia kelezatan Sinonggi?
Ya, kunci kelezatan Sinonggi adalah terletak pada makanan pendampingnya. Panganan ini sangat cocok dimakan dengan paduan makanan lain yang punya cita rasa kuat.
Biasanya sinonggi dihidangkan bersama sayur bening yang terbuat dari kacang panjang serta bayam. Namun seiring berjalannya waktu, lauk yang menjadi pendamping dari Sinonggi ini juga semakin variatif.

Discussion about this post