Selain itu ada juga Dosen IPB University Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN, Ketua Departemen Gizi FKM UNAIR Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, S.KM., M.Kes serta Dosen Manajemen FEB UMB Jakarta Dr. Ir. Sri Hartono MM., CMA., CHRA.
Hasto menjelaskan, Perguruan Tinggi merupakan mitra strategis BKKBN dalam menekan stunting dari hulu. Dia pun berharap mutualisme kerja sama antara tim percepatan penurunan stunting dengan Perguruan Tinggi bisa terwujud dengan baik.
“Karena stunting dengan problematika di daerah juga menjadi materi teaching bagi civitas akademi dari Perguruan Tinggi seluruh Indonesia. Kerja sama mutualisme bisa dikerjakan dengan baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Hasto menuturkan, Presiden Joko Widodo sangat menekankan pentingnya memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Bahkan hal tersebut tertuang dalam prioritas pertama penggunaan anggaran Tahun 2023.
Hal serupa, sambung Hasto, juga ditekankan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam Forum Stunting Nasional 2022, dimana pemerintah pusat hingga daerah harus meningkatkan konvergensi dalam upaya percepatan penurunan stunting nasional.
“Satu catatan penting bahwa Pak Wakil Presiden menyampaikan tidak hanya rame di pembicaraan seminar, webinar akan tetapi juga harus ramai di dalam implementasi di grass roots. Kemarin kami juga kami beraudiensi dengan Pak KASAD Dudung dan jajarannya, mitra-mitra TNI yang ada di daerah mendukung sepenuhnya sampai di tingkat Babinsa. Oleh karena itu pemerintah daerah tentu akan mendapat suporting dari mitra-mitra Kementerian/Lembaga yang ada di pusat sampai daerah,” ucapnya.
Kepada para narasumber yang hadir, Hasto pun mengucapkan terima kasih atas dukungannya dalam upaya pencegahan stunting. Dia pun berharap para pemateri dapat memberikan rekomendasi yang spesifik dan deskriptif terkait apa saja yang harus dikerjakan.
Discussion about this post