Pemberitahuan atau informasi seperti ini cukup ditulis di selembar kertas dan diganti sebulan sekali. Atau, lantaran kiwari sudah zaman digital, pemberitahuan itu pun cukup melalui text digital atau tayangan video di televisi hotel bersama tayangan-tayangan keterangan hotel lainnya, seperti letak restoran, kolam renang dan sebagainya.
Apakah kemudian informasi itu mau digunakan para tamu hotel atau tidak, terserah saja. Itu sudah bukan urusan dan tanggung jawab hotel lagi. Lebih “cakep” lagi jika di musalah masjid diadakan salat subuh berjemaah. Hotel dapat bekerja sama dengan masyarakat setempat, atau Dewan Kepengurusan Masjid lokal, untuk menyediakan imam salat subuh berjemaah di musalah hotel.
Pada awalnya mungkin tak banyak yang mengikutinya. Tak apa. Dulunya juga di mall demikian. Anggapan awalnya, apa iya pengunjung mall yang rata-rata menengah ke atas, mau kalau pas waktu salat, salat di musalah mall. Nyatanya hari ini pada waktu-waktu salat, musalah mall selalu penuh. Apalagi pada bulan puasa, sampai harus dibuat beberapa termin.
Demikian juga di hotel. Mungkin awalnya cuma beberapa orang. Cuma segelintir tamu yang salat subuh berjemaah. Tidak apa. Lama-lama juga memadai.
Penyediaan informasi ikhwal soal salat subuh berjemaah oleh hotel bakal membuat hotel-hotel di Indonesia menjadi khas. Para tamu dari seluruh dunia bakalan faham, Indonesia dengan sejuta masjid dan jumlah umat Islam terbesar di dunia, hotel-hotelnya selalu menyedia informasi mengenai masjid terdekat yang menyelenggarakan salat subuh berjemaah, bahkan sebagian hotelnya sendiri menyediakan sarana tersebut.
Itulah Indonesia. Umat non muslim pun pasti maklum dan tidak berkeberatan, sebagaimana umat muslim juga tak keberatan disebagian besar hotel di Eropa dan Amerika diwajibkan menyediakan injil. Di mana bumi dipijak, kita menghormati adat istiadat, kebiasaan dan agamanya.
Selama ini, akhirnya, kalau ada di hote di luar kota, hamba sering menganggap diri hamba musafir, sehingga terbebas dari kewajiban salat, termasuk salat subuh. Kalaupun salat subuh, ya di kamar hotel aja. Sendirian. T a b i k!
(Bersambung……)
Penulis adalah wartawan dan advokat senior serta Dewan Pakar Pengurus Pusat Muhammadiyah
(Tulisan ini merupakan reportase/opini pribadi)
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post