Kita masih mencari-cari dimana pakaian salat subuhnya. Jika pun ada, kita masih ragu memilih yang mana. Walhasil, waktunya sudah mepet dan kita kehabisan waktu. Gagallah kita salat subuh berjemaah di masjid.
Sebaiknya malam hari sebelumnya kita sudah mempersiapkan baju yang akan kita kenakan ke masjid besok subuh. Kita letakan di tempat tertentu. Begitu kita mau pergi ke masjid sudah langsung tersedia.
2. Siapkan peci (dan sajadah). Salat berjemaah di masjid biasanya memakai tutup kepala. Bisa peci, koplo dan sebagainya. Maka sebaiknya kita siapkan juga peci, disatukan dengan bajunya.
Jika kita mau bawa sajadah, baiknya juga sudah disiapkan dengan busana dan sajadahnya. Apalagi kalau kita mau mengenakan warna atau motif serasi.
3. Siapkan sandal. Jangan lupa pula menyiapkan sandal. Kita salat di masjid tanpa alas kaki. Jadi memakai sandal menjadi pilihan yang paling praktis.
Sering kita luput mempersiapkan sandal yang cocok buat kita. Nah, masih untung kita dapat sembarangan mengambil sandal di rumah, tapi sering masih harus mencari-cari lebih dahulu, makan banyak waktu. Keburu habis waktunya.
Disarankan tidak perlu memakai sandal yang terlalu mewah. Ini lantaran dapat “tertukar” atau “ditukar” oleh jemaah lain. Lebih bagus lagi jika sandal yang kita pakai sudah ada tanda-tanda khusus yang mudah kita kenali sekaligus membedakan dengan sandal milik jemaah lain.
Di zaman now banyak sekali sandal serupa, sampai warnanya sekalipun. Ketimbang sandal kita dapat tertukar, lebih baik kita berikan tanda khusus.
4. Siapkan kunci rumah. Persiapan lain yang perlu kita lakukan, sebaiknya, kita sudah menetapkan keluar lewat pintu mana, sekaligus mengetahui kuncinya diletakan dimana. Dengan begitu selain memudahkan proses keluar rumah juga persiapannya dapat cepat.
Disarankan waktu kita salat berjemaah di masjid, pintu rumah harus tetap terkunci. Jangan menggampangkan membiarkan pintu rumah tak terkunci dengan asumsi lingkungan rumah aman.
Salah satu kebiasaan para maling yang menonjol, adalah mencuri waktu subuh hari. Para penjahat itu faham benar, di subuh hari para penghuni rumah masih pada terlena tidur, atau sedang tidak ada di rumah karena salat di masjid.
Jangankan di rumah, di masjid saja, motor dapat mereka “tilep.” Jadi sebaiknya pintu rumah tetap dikunci.
5. Siapkan kendaraan. Pergi ke masjid dapat jalan kaki, andai rumah kita dekat. Kalau rumahnya agak jauh dapat naik motor atau mobil.
Apakah kita naik motor atau mobil, kendaraan harus sudah kita siapkan sejak malam. Mesinnya sudah kita cek, tokcer, bensin cukup dan kita sudah mengetahui dimana diletakan kuncinya. Jadi, tinggal berangkat.
Kalau tidak disiapkan dapat menjadi kendala yang juga menghabiskan waktu.
6. Siapkan payung. Di musim hujan, sebaiknya kita juga menyiapkan payung. Pada cuaca yang tidak menentu, dapat saja tiba-tiba turun hujan. Apalagi hujannya dapat lebat.
Jika sudah menyediakan payung dan mendadak hujan turun, maka kita tidak perlu panik.
Payung memang boleh jadi benda yang sepele, dan mungkin banyak pula di rumah kita, namun ketika diperlukan sering tidak ada di tempatnya atau harus dicari-cari, yang mengambil waktu persiapan salat subuh berjemaah kita di masjid.
7. Ukur waktu yang cukup. Tiap jemaah salat subuh di masjid memiliki kebiasaan yang berbeda-beda. Ada yang terbiasa serba cepat dan tetap merasa aman. Ada yang lebih “kalem” dan harus mantap sehingga membutuhkan waktu lebih lama.
Apapun kebiasaan kita, yang penting kita perlu mengatur waktu yang cukup dari mulai bangun tidur, ambil wudu, ganti pakaian dan berangkat.
Setidaknya, kita harus mengatur waktu mundur dari ketibaan kita di masjid, minimal sesaat sebelum azan atau pada saat azan subuh berkumandang, kita sudah sampai masjid. Tentu lebih cepat sedikit, lebih baik.
Selamat mencoba… T a b i k!
(Bersambung….)
Penulis adalah wartawan dan advokat senior serta Dewan Pakar Pengurus Pusat Muhammadiyah
(Tulisan ini merupakan reportase/opini pribadi)
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post