Pak Nawawi, misalnya, mantan ketua RT dan orang yang ikut aktif salama proses pembangunan masjid dekat rumah saya, sudah lebih dahulu menghadap Sang Khalik. Lelaki yang dulu tinggal di dekat tikungan itu pernah memberikan saya pohon kurma, tapi sayang karena saat itu musim hujan lebat, pohon kurmanya walaupun sudah ditanam dengan bergerobak-gerobak pasir, akhirnya gagal tumbuh.
Saya mendengar cerita dari banyak orang, Pak Nawawi semasa muda mampu mengatasi berbagai problem keamanan atau sengketa sosial. Oleh lantaran itu dia ketika hidup menjadi tokoh yang sangat disegani. Belakangan Pak Abbas, anaknya, meneruskan jejaknya pernah sebagai ketua RT.
Ada juga Pak Yamin. Juragan besi ini yang membawa saya membeli tanah di depan rumah saya seluas 1.800an meter persegi, tapi kini sudah saya jual kembali. Di bawah kepemimpinan kegiatan RW kami waktu itu sangat dinamis. Dia juga salah satu jemaah yang sangat sering salat subuh di masjid. Dia malah sudah meninggal lebih dahulu dari generasinya.
Ada juga Pak Sainan. Lelaki yang menjadi perantara waktu saya membeli rumah yang saya tempati sekarang, pun telah pergi selama-lamanya. Sebelumnya dia hampir selalu lalu lalang di depan rumah saya. Tetangga setelah lingkungan dalam rumah saya ini, kalo lebaran selalu pada pagi hari pertama datang lengkap dengan hampir seluruh keluarga besarnya.
Kini tinggal anak cucunya yang masih berinteraksi dengan kami, karena isterinya pun beberapa bulan silam menyusulnya ke alam baka. Salah satu anaknya sekarang menjadi ketua RT di lingkungan kami.
Itu cuma empat contoh tetangga yang biasa salat subuh bersama-sama di masjid. Semua telah pergi. Selain keempatnya, tentu, banyak lagi yang telah pergi untuk selama-lamanya. Saya perhatikan, saat ini tinggal beberapa orang tua saja generasi di atas saya yang masih hidup, termasuk Ustad Satiri, ketua masjid kami. Selebihnya tinggal kenangan saja. Sebuah generasi jemaah salat subuh di masjid tanpa terasa berlalu sudah.
Dengan begitu, dalam usia saya saat ini 64 tahun, saya telah memasuki generasi baru sebagai jemaah salat subuh!. Posisi yang sebelumnya di tempat oleh para almarhum seperti Pak Latief, Pak Yanin, Pak Nawawi atau Pal Sainan, telah beralih ke generasi saya. Sekitar 25 tahun terjadi peralihan itu. Maka kini saya dan kawan-kawan segenerasi sudah dikelompokkan ke generasi “bapak-bapak” yang relatif sepuh.
Agama Islam mengajarkan agar kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Merugilah mereka yang menyia-nyiakan waktu. Dalam hal ini, bukankah ada ajaran yang terkenal: manfaatkanlah lima perkara, sebelum datang lima perkara lain:
Discussion about this post