Dilarang keras menodai masjid dengan sikap kriminal yang sekecil apapun, termasuk mencuri sandal dan sepatu. Tapi yang terjadi selama ini justru sebaliknya. Di masjidlah sering terjadi hilangnya sepatu atau sandal yang bagus.
Jika ada “jemaah palsu,” artinya orang ke masjid bukan untuk benar-benar salat, tapi melakukan kriminal tetapi tidak terbatas pada mencuri, dipastikan mereka harus dihukum seberat-beratnya, termasuk sanksi sosialnya. Agar dia malu. Agar keluarganya malu. Dengan begitu diharapkan masjid menjadi steril dari kejahatan. Perilaku manusia di masjid harus dipastikan menjadi suri tauladan.
Tak hanya hanya sebatas sandal dan sepatu, pengalaman saya salat subuh di masjid pun ternyata masih sering terjadi pencurian motor. Padahal sebelum salat, motor masih dijaga dan diwasi beberapa orang. Dan batas antara salat dengan pengawasan beda tipis. Tapi tiba pada waktu salat subuh, si maling secepat kilat mampu mencuri motor.
Ini kan berarti dia sudah mengamati situasi masjid pada subuh hari dengan cermat. Pastilah para maling sudah mengamati keadaan berhari-hari sebelumnya, sehingga mereka faham benar kapan momen untuk mencuri. Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi.
Rupanya para pencuri sudah tidak takut lagi kepada Tuhan. Tidak gentar kepada Allah. Mereka tak peduli mencuri di rumah Allah. Tak ada sebiji pun rasa sungkan mencuri di rumah Tuhan, di masjid. Ketamakan dan jalan pintas mencapai materi di dunia, lebih utama bagi para penjahat itu ketimbang menyadari mencuri di rumah Tuhan merupakan perbuatan tercela yang luar biasa. Perbuatan dosa besar. Mereka gak peduli rumah Tuhan atau bukan. Mereka sudah tidak lagi memiliki kepekaan sosial.
Menyadari fenomena ini, akhirnya pengurus masjid memutuskan memasang CCTV atau kamera pengintai. Beberapa kamera dipasang menghadap ke depan dan dapat memantau pekarangan dan tempat parkir masjid. Begitu juga di dalam masjid dipasang beberapa kamera.
Setelah pemasangan kamera, ditempel striker kecil: masjid ini diawasi oleh kamera, lengkap dengan gambar CC. Adanya kamera ini memungkinkan diketahui apa yang sebenarnya terjadi. Jika ada pencurian, khususnya pencurian motor, dapat dilihat dari rekaman siapa pelakunya dan bagaimana melakukan pencurian.
Sebenarnya, ini hanya upaya membantu saja buat mengurangi pencurian di lingkungan masjid. Tetapi apa yang terjadi? Sejak adanya kamera, ternyata hampir tidak ada lagi pencurian motor. Untuk sandal dan sepatu cuma sekali dua kali saja, itu mungkin lantaran hanya tertukar.
Discussion about this post