Dari Jawa Tengah Untuk Indonesia
Warga Jawa Tengah (termasuk Solo) pun menyambut baik “rekomendasi Mega”. Pilkada periode pertama Jokowi sebagai walikota Solo disambut 36,62% suara warga, dan periode kedua 90,09% suara. Ganjar Pranowo disambut 48,82% di periode pertama dan periode kedua 58,78%. Pada Pilpres 2014, Jokowi dipilih 66,65% suara, dan Pilpres 2019 dipilih 77,29% suara di Jawa Tengah. Bahkan kemenangan Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2012, dalam dua putaran, tidak terlepas dari peran “Warga Jawa Tengah”.
Berdasarkan fakta sejarah tersebut, bangsa ini harus berterimakasih kepada Mega dan warga Jawa Tengah. Tanpa direkomendasi Mega, keduanya tidak akan pernah maju dalam pilkada di Jawa Tengah. Tanpa rakyat Jawa Tengah yang bersedia memilih dan memenangkan Jokowi dan Ganjar Pranowo di Pilkada, maka bangsa ini juga tidak akan pernah mengenali keduanya sebagai kepala daerah yang memberi harapan baru.
Pilihan Mega dan pilihan warga Jawa Tengah menyatu dalam diri Jokowi dan Ganjar Pranowo, sehingga bangsa ini memiliki kesempatan untuk mendapatkan pemimpin berkualitas. Kedua “Wong Jateng” itu kini telah dan akan menjadi milik Indonesia. Keduanya diterima sebagai pemimpin yang diyakini membuat Indonesia lebih baik, menuju Indonesia maju.
Meski sebagai kepala daerah yang jauh dari Jakarta, Ganjar Pranowo memiliki modal dengan elektabilitas tertinggi (versi berbagai lembaga survei) sebagai bakal calon presiden. Dengan modal itu, Ganjar Pranowo diyakini akan memenangi Pilpres 2024. Gerakan rekan juang politik, relawan dan simpatisan akan melengkapi kerja-kerja partai politik yang akan mengusung dan mendukung Ganjar Pranowo.
Oleh karena itu, partai politik yang akan mengusung dan mendukung Ganjar Pranowo pun diminta untuk tidak jumawa, sombong, dan angkuh. Sebab Ganjar Pranowo dapat memenangkan Pilpres 2024 jika dan hanya jika parpol dapat bergotong royong dengan rekan juang politik, relawan, simpatisan untuk membujuk dan merebut hati rakyat.
Discussion about this post