“Para delegasi G20 yang hadir secara hybrid berkesempatan menyampaikan langkah atau strategi konkrit berdasarkan best practice dapat dikerjasamakan antar negara anggota, untuk memastikan SDM pariwisata teredukasi secara optimal, keterampilan meningkat seiring dengan arus digitalisasi semakin maju, dan tetap memperhatikan aspek-aspek pariwisata berkelanjutan,” ungkap Frans.
Lima line of action ini meliputi human capital yang berkaitan dengan pekerjaan, skills, enterpreneurship, dan edukasi, bagaimana SDM pariwisata mampu melihat kebutuhan dan keinginan pasar, menciptakan lapangan kerja baru, dan mampu menghadirkan nilai tambah dari produk atau jasa mereka.
Kedua, inovasi, digitalisasi, dan ekonomi kreatif. Fokus pada bagaimana masyarakat mampu lebih inovatif, kreatif, dan adaptif dalam memasuki tatanan ekosistem ekonomi digital, supaya pelaku ekonomi kreatif ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Ketiga, women and youth empowerment. Dimana pemberdayaan perempuan dan generasi muda memiliki peran penting dalam kepulihan dan ketahanan masa depan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Di Indonesia sendiri, tercatat pada tahun 2020, ada 53 persen atau 90 juta penduduk Indonesia didominasi oleh kaum milenial dan generasi Z. Hal ini menunjukkan betapa besarnya potensi generasi muda dalam kemajuan sektor pariwisata di masa mendatang.
Keempat, climate action, biodiversity conservations, dan circular economy, dimana penggunaan energi, tanah, air, dan sumber daya makanan pada sektor pariwisata dapat mengurangi emisi karbon.
Discussion about this post