Sebanyak 3 dari 5 gamers pernah membeli item terkait game. Lebih dari setengahnya melakukan pembelian dalam aplikasi seperti skin, item, atau diamond.
Selain itu, 45% membeli aksesori pendukung seperti controller dan keyboard, sementara 37% mengeluarkan dana untuk membeli perangkat utama seperti console, PC/laptop gaming, atau ponsel baru.
Dalam tiga bulan terakhir, 4 dari 10 responden menghabiskan uang antara Rp50.000–Rp100.000 untuk kebutuhan gaming, dengan metode pembayaran e-wallet mendominasi hingga 86%.
Ketika ada kolaborasi antara brand dan game, 1 dari 2 gamers tertarik membeli item eksklusif tersebut. Sebanyak 47% tertarik dengan promo belanja yang menawarkan reward, dan 46% lainnya lebih menyukai merchandise fisik seperti kaos atau aksesori bertema game.
Menurut Septiana, memahami perbedaan preferensi berdasarkan gender menjadi kunci dalam merancang strategi pemasaran yang efektif.
Gamer pria, kata dia, cenderung menyukai elemen digital eksklusif dan aspek kompetitif, sementara gamer wanita lebih tertarik pada pengalaman sosial yang menyenangkan, seperti kolaborasi dengan brand makanan.
“Untuk menjangkau audiens yang lebih luas, penting mengintegrasikan elemen digital seperti hadiah dalam game dengan produk fisik seperti merchandise atau makanan. Pastikan brand tampil relevan dengan gaya hidup para gamer dan aktif di platform seperti TikTok, YouTube Gaming, dan Discord,” pungkas Septiana.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:


Discussion about this post