PENASULTRA.ID, KONAWE SELATAN – Aksi ratusan nelayan menuntut perusahaan tambang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan berujung bentrok dengan aparat kepolisian di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Massa aksi yang juga masyarakat setempat, La Ode Undu mengatakan, nelayan yang melakukan protes adalah nelayan dari Desa Sangi-sangi dan Ulu Sawa, Konsel, dibantu dengan mahasiswa.
Awalnya ratusan nelayan ini berkumpul di jalan hauling PT Gerbang Multi Sejahtera (GMS), Sabtu 18 September 2021, sekira pukul 08.00 WITa. Setelah pukul 10.00 WITa massa aksi mulai bergerak mengarah ke Site PT GMS, lalu melakukan orasi-orasi menyampaikan tuntutan.
Mereka meminta perusahaan tambang itu untuk bertanggung jawab atas pencemaran laut dengan menghentikan aktivitasnya.
Hal ini karena, hasil tangkapan nelayan berkurang drastis selama lima bulan terakhir karena laut tercemar material tambang yang membuat air laut kuning kemerahan.
Undu bilang, sekira pukul 15.00 WITa, massa menduduki jalan hauling, namun perusahaan memaksa untuk tetap beraktivitas dengan mengoperasikan dua truk pengangkut ore nikel. Warga tak tinggal diam, mereka pun memblokade jalan menuju pelabuhan jety dengan membuat barisan emak-emak di posisi paling depan.
Sekira pukul 16.00 WITa, pihak kepolisian tiba-tiba menginstruksikan sopir mobil pengangkut ore nikel PT GMS yang tertahan oleh demonstran untuk menerobos barisan massa aksi.
“Polisi pengamanan kemudian suruh mobil sopir truk untuk terobos massa aksi, namun posisi massa aksi mencoba menghadang alat tersebut. Sehingga pihak kepolisian memberikan beberapa tembakan ke udara,” kata Undu saat dihubungi via telepon seluler, Minggu 19 September 2021.
Hal itu menyulut emosi pengunjuk rasa, seketika demonstrasi ricuh, massa dan polisi saling dorong. Seiring dengan kericuhan itu, diduga sejumlah karyawan PT GMS hendak memukul massa.
Polisi yang melakukan pengamanan kemudian membubarkan demonstran dengan tembakan senjata api ke udara.
“Saat (tembakan peringatan) ibu-ibu bertahan, korlap lari dikejar polisi. Ada videonya,” ujarnya.
Sementara itu, Jumran, massa aksi lainnya yang terlibat dalam demonstrasi menyampaikan, pihak kepolisian yang menjadi pengamanan menggunakan senjata laras panjang dan melakukan penembakan. Bahkan kata dia, ada bukti peluru yang diamankan masyarakat akibat hasil tembakan polisi tersebut.
Sementara saat terjadi saling dorong antara massa aksi dan polisi pengamanan, sebanyak tiga orang demonstran ditangkap paksa oleh polisi yang salah satunya merupakan Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kota Kendari yang juga merupakan masyarakat setempat.
Meski begitu, sejumlah demonstran yang didominasi emak-emak ini tetap melakukan aksi memilih tidur di jalan hauling perusahaan sebagai bentuk protes kepada pihak kepolisian.
Discussion about this post