PENASULTRA.ID, JAKARTA – Peneliti Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF Rusli Abdullah mengatakan, Indonesia sudah surplus beras sejak 2018. Seperti diketahui, pemerintahan Jokowi pertama 2014 hingga 2019, Menteri Pertaniannya adalah Andi Amran Sulaiman.
Rusli mengatakan, Indonesia tercatat terus mengalami surplus hingga data terakhir pada 2021 mencapai 1,3 juta ton. Kondisi surplus beras ini telah dikonfirmasi secara alami dengan tidak adanya gejolak yang signifikan terhadap kondisi harga beras di dalam negeri.
“Secara nasional kan kita sudah surplus beras, 2018, 2019, 2020, 2021, ditandai juga dengan tidak adanya gejolak harga beras kan,” kata Rusli Abdullah, Senin 23 Mei 2022.
Apalagi, tambah dia, data stok beras khususnya data produksi juga saat ini sudah lebih akurat dengan adanya metode Kerangka Sampel Area (KSA).
“Jadi sejak adanya data beras yang lebih akurat, kita itu beras itu datanya sudah lebih valid, sehingga kita tahu kapan surplus atau tidak, ternyata surplus,” tambah Rusli.
Sebagai informasi, di 2018, Menteri Pertanian yang saat itu dijabat Andi Amran Sulaiman. Kerja keras dan gebrakan swasembada beras yang dicanangkan Andi Amran Sulaiman telah menuai hasil dan dilanjutkan dengan konsisten oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) sehingga hasil bisa dinikmati hari ini.
Diketahui, surplus beras sebenarnya telah tercapai sejak 2017, di 2018 surplus beras tercatat sebesar 4,37 juta ton, tapi muncul kebijakan untuk tetap mengimpor beras dan menimbulkan polemik. Dengan tegas Andi Amran Sulaiman saat itu menolak keras adanya impor. Di tahun 2019 tercatat surplus beras mencapai 2.38 juta ton dan 2020, Indonesia masih surplus beras hingga 1.97 juta ton.
Discussion about this post