PENASULTRA.ID, MOROWALI – PT Vale Indonesia dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) meresmikan pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan nikel rendah karbon terintegrasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Peresmian tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama pada Jumat 10 Februari 2023. Lokasi pertambangan berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi sedangkan lokasi pabrik pengolahan berada di Desa Sambalagi Kecamatan Bungku Pesisir.
Proyek Morowali akan dikembangkan oleh PT Vale dan mitranya. PT Vale berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan.
Sementara PT BNSI, perusahaan yang didirikan oleh PT Vale merupakan sebuah perusahaan patungan antara PT Vale dan mitranya yang akan bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, proyek Morowali ini telah dinyatakan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah pada 2022 lalu.
Menko Perekonomian, Airlangga menyatakan, proyek Morowali ini adalah bentuk dari harapan pemerintah demi terwujudnya hilirisasi sumber daya alam untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ini pabrik green smelter pertama yang saya lihat. Berbasis gas LNG, tentu minta dukungan dari Komisi Energi DPR RI bahwa ini adalah green energy, green product dan green mining. Indikator green economy itu mudah, kita lihat langitnya warna biru atau abu-abu. Kalau langit biru berarti sudah harmoni, hijau dan baik,” kata Menko Airlangga melalui rilis persnya, Sabtu 11 Februari 2023.
Sementara itu, CEO dan Presiden Direktur PT Vale, Febriany Eddy mengatakan, smelter yang akan dibangun di Sambalagi akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Didukung sumber listrik dari gas alam akan menjadi pabrik yang andal, hemat energi dan ramah lingkungan.
Discussion about this post