Oleh: Molesara
Bulan Agustus selalu menjadi momen spesial bagi Indonesia karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan. Namun, bagi Bahlil Lahadalia, bulan Agustus tahun ini memberikan makna yang jauh lebih mendalam.
Putra kelahiran Maluku Utara pada 9 Agustus 1976 ini mendapati dirinya menerima dua amanah penting dalam dunia politik dan pemerintahan, yang datang berturut-turut hanya dalam hitungan hari.
Bahlil, yang pernah mengawali kariernya sebagai pengusaha di Papua, selama ini dikenal sebagai sosok yang punya kemampuan lobi tinggi dan dekat dengan berbagai kalangan, baik pengusaha maupun politisi.
Kariernya terus menanjak dari mantan Bendahara Umum PB HMI hingga akhirnya dipercaya menjadi Menteri Investasi/Kepala BKPM dalam kabinet Presiden Joko Widodo.
Namun, di bulan Agustus 2024, nasib baik seolah berpihak penuh padanya ketika ia dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 19 Agustus, hanya dua hari sebelum ia juga diangkat sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) menggantikan Airlangga Hartarto pada 21 Agustus 2024.
Kombinasi dua jabatan strategis ini seolah menjadi ‘rejeki nomplok’ bagi Bahlil. Dalam sepekan, ia berhasil meraih posisi yang tidak hanya berpengaruh dalam pemerintahan, tetapi juga dalam kancah politik nasional.
Jabatan Menteri ESDM menempatkannya di garda depan pengelolaan sumber daya energi nasional, sebuah posisi yang krusial bagi pembangunan Indonesia.
Sementara itu, kursi Ketua Umum Partai Golkar memberikan pengaruh besar dalam peta perpolitikan, menjadikannya salah satu tokoh kunci dalam mengarahkan langkah partai yang berpengaruh di parlemen dan pemerintahan.
Discussion about this post