PENASULTRAID, KENDARI – Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua secara resmi melepas 31 relawan konservasi yang akan melaksanakan ekspedisi ilmiah bertajuk Explore the Unseen, sebuah kegiatan konservasi untuk menjaga keanekaragaman hayati di Sulawesi Tenggara.
Prosesi pelepasan berlangsung di Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, pada Senin 17 November 2025. Turut hadir mendampingi Wakil Gubernur yakni Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli Harli Tombili.
Ekspedisi ini merupakan bagian dari program riset ilmiah dan konservasi yang diinisiasi oleh Yayasan Naturevolution Indonesia, organisasi lembaga yang sejak 2014 aktif bekerja di Sulawesi Tenggara untuk melindungi kawasan alam dan memberdayakan masyarakat lokal.
Relawan yang dilepas terdiri dari 18 peserta Indonesia dan 13 warga Prancis. Relawan Indonesia merupakan mahasiswa lintas jurusan dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, sementara relawan Prancis hadir dari berbagai latar belakang keilmuan.
Mereka tergabung dalam tim konservasi yang akan melakukan eksplorasi selama empat minggu di kawasan Gunung Tangkelemboke, wilayah yang berada di perbatasan Kolaka Utara, Kolaka Timur, dan Konawe. Daerah ini dikenal memiliki medan yang berat serta terisolasi, dan membutuhkan hingga dua hari perjalanan untuk mencapai titik riset utama.
Wagub Hugua menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Sultra dalam mendukung aktivitas riset dan konservasi lingkungan. Ia menilai data ilmiah hasil kegiatan ini sangat penting untuk memperkuat basis penyusunan kebijakan pembangunan daerah.
“Saya harus mendukung ini, terutama Pemerintah Kolaka. Karena mereka datang memberikan data yang berkaitan dengan data biologi, data artefak, dan data sumber daya alam,” ujar Hugua.
Ia juga menyampaikan motivasi kepada para relawan agar tetap menjaga keselamatan, kekompakan, dan profesionalisme selama menjalankan misi konservasi.
Sementara itu, Direktur Global Naturevolution, Evrard Wandenbaum menjelaskan bahwa tim ekspedisi dibagi menjadi dua bagian. Pertama, tim peneliti dari Indonesia, yang difokuskan pada studi satwa liar, botani, eksplorasi gua, dan mencari arkeologi. Kedua, tim relawan dari Prancis, akan membantu suport tim peneliti.
Evrard mengungkapkan bahwa Tangkelemboke memiliki potensi keanekaragaman hayati sangat tinggi, sekaligus menyimpan fenomena alam unik yang belum sepenuhnya dipetakan.

Discussion about this post