Oleh: Pendais Hak
Tahun 2021, Balai Litbang Agama merilis hasil survei tentang Indeks Kesalehan Sosial (IKS) masyarakat Indonesia. Secara umum hasil survei menunjukkan capaian 82,53 atau masuk dalam kategori tinggi.
Namun jika ditelisik dari varibel survei yaitu kepedulian sosial, relasi antar manusia, pelestarian lingkungan, dan kepatuhan pada pemerintah, masih menyisahkan beberapa kelemahan yaitu aspek kepedulian sosial dan aspek pelestarian lingkungan.
Masing-masing masih berada pada indeks 75 atau kategori rendah/sedang. Hasil survey ini memang berbanding lurus dengan fenomena aktualisasi kegamaan kita yang lebih luas khususnya pada aspek kepedulian sosial dan kepedulian lingkungan. Nilai-nilai sosial keagamaan kerap mudah diucapkan tetapi susah diaktualisasikan dalam tataran praktek sehari-hari.
Kata aktualisasi dipilih, semata-mata menggungah, tidak hanya pikiran, akan tetapi lebih jauh pada aspek praktik keagamaan yang lebih luas. Memang, tidak semua orang mampu merefleksikan dan merespon secara utuh aspek sosial keberagamaannya. Antara apa yang dihayati dan yang diaktualisasikan. Bahkan respon dan penekanannya pun masing-masing berbeda.
Misalnya ada sebagian orang menekankan keberagamaan secara personal-sufistik dengan tujuan agar dapat menyatu dengan Tuhan. Ada pula orang yang menekankan pada aspek ritual dan pentingnya membangun solidaritas dan identitas keagamaan. Kelompok ini akan terus melindungi dan memperbanyak pengikut dalam kelompoknya.
Kemudian sebagian lagi, ada orang yang memilih mengaktualisasikan keberagamaannya bagi kehidupan kemanusiaan universal. Bentuk keragaman aktualisasi kegamaan inilah yang melahirkan polarisasi dan konfigurasi yang berbeda dalam menciptakan kesalehan sosial bahkan keharmonisan manusia yang lebih luas.
Discussion about this post