• Latest
  • Trending
  • All
  • #Headline
  • Advetorial
  • Kepulauan
  • Daratan

Ancaman Krisis Pangan, Buah Liberalisasi Sektor Pertanian

6 November 2022

Aksi Nyata PT Vale Menanam Harapan, Merawat Pesisir di Tengah Krisis Iklim

26 Juli 2025

Kalla Toyota Kendari Optimis Capai Target SPK di Toyota Auto Show 2025

26 Juli 2025

Astra Motor Gagas Program Pendidikan dan Lingkungan di SMA Negeri 1 Gianyar

26 Juli 2025

ARM Sultra Perkuat Silaturahmi-Jaringan Berantas Mafia Rental Mobil

26 Juli 2025

CIMB Niaga Raih Penghargaan Top 50 Perusahaan Terbuka ASEAN Terbaik

26 Juli 2025

Ketum Ikatan Notaris Indonesia Komitmen Dukung Program Koperasi Merah Putih

26 Juli 2025

Reses di Kolaka, Jaelani Serap Aspirasi Penyuluh Pertanian dan Perikanan

26 Juli 2025

Angka Kemiskinan di Sultra Menurun pada Maret 2025

26 Juli 2025

Gubernur Sultra Resmikan Jembatan Bailey Sebagai Solusi Darurat Banjir di Konut

25 Juli 2025

Mudahnya Upgrade Mobil dengan Program Trade-In di Toyota Auto Show 2025 Kendari

25 Juli 2025

Hadir dengan Napas Baru, Masurai Rilis Maxi Single Perdana

25 Juli 2025

Arinta Andi Sumangerukka Dikukuhkan Jadi Bunda PAUD-Bunda Literasi

25 Juli 2025
Sabtu, 26 Juli 2025
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Profil
  • Redaksi
  • Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Hak Jawab
Penasultra.id
  • Home
  • Sulawesi Tenggara
    • MetroKendari
    • Daratan Sultra
      • Bombana
      • Kolaka
      • Koltim
      • Kolut
      • Konawe
      • Konsel
      • Konut
    • Sultra Kepulauan
      • Konkep
      • Baubau
      • Buton
      • Buteng
      • Butur
      • Busel
      • Mubar
      • Muna
      • Wakatobi
  • Gaya Hidup
    • PenaEntertain
    • PenaHealth
    • PenaKuliner
    • PenaOto
    • PenaTekno
    • PenaDestinasi
  • Style Pena
    • PodcastPena
    • FigurPena
    • LayarPena
    • LensaPena
    • PenaPembaca
  • News Room
    • PenaNusantara
    • PenaEkobis
    • PenaHukrim
    • PenaSport
    • PenaEdukasi
    • PenaPolitik
    • PenaCelebes
    • PenaMancanegara
  • Advetorial
  • Link Corner
    • Dewan Pers
    • Persatuan Wartawan Indonesia
    • Serikat Media Siber Indonesia
    • Siberindo.co
    • Dinamika Sultra
    • Trias Politika
    • Metrosultra.id
    • Bikasmedia.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Sulawesi Tenggara
    • MetroKendari
    • Daratan Sultra
      • Bombana
      • Kolaka
      • Koltim
      • Kolut
      • Konawe
      • Konsel
      • Konut
    • Sultra Kepulauan
      • Konkep
      • Baubau
      • Buton
      • Buteng
      • Butur
      • Busel
      • Mubar
      • Muna
      • Wakatobi
  • Gaya Hidup
    • PenaEntertain
    • PenaHealth
    • PenaKuliner
    • PenaOto
    • PenaTekno
    • PenaDestinasi
  • Style Pena
    • PodcastPena
    • FigurPena
    • LayarPena
    • LensaPena
    • PenaPembaca
  • News Room
    • PenaNusantara
    • PenaEkobis
    • PenaHukrim
    • PenaSport
    • PenaEdukasi
    • PenaPolitik
    • PenaCelebes
    • PenaMancanegara
  • Advetorial
  • Link Corner
    • Dewan Pers
    • Persatuan Wartawan Indonesia
    • Serikat Media Siber Indonesia
    • Siberindo.co
    • Dinamika Sultra
    • Trias Politika
    • Metrosultra.id
    • Bikasmedia.com
No Result
View All Result
Penasultra.id
No Result
View All Result
  • #Headline
  • PenaPembaca
  • PenaHealth
  • PenaKuliner
  • PenaOto
  • LayarPena
  • PenaSport
  • LensaPena
  • FigurPena
ADVERTISEMENT
Home PenaPembaca

Ancaman Krisis Pangan, Buah Liberalisasi Sektor Pertanian

Redaksi Penasultra.id by Redaksi Penasultra.id
6 November 2022
in PenaPembaca
A A
0

Ilustrasi krisis pangan. Foto: borobudurnews.com

4
SHARES
42
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

Oleh: Khaziyah Naflah

Menghadapi ancaman krisis pangan global, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purn) Moeldoko meminta dan mengharapkan pengurus HKTI Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menjembatani petani untuk mengembangkan tanaman Sorgum.

Ketua Umum HKTI sekaligus Kepala Staf Kepresidenan menegaskan hal tersebut saat berkunjung dan bertatap muka dengan pengurus HKTI Sultra di Sekretariat HKTI Sultra Komplek Perumahan Citra Land Kendari pada Rabu (19 Oktober 2022), kemarin.

Moeldoko mengatakan bahwa Sorgum merupakan salah satu sumber pangan baru. Sehingga dalam menghadapi krisis dan ancaman pangan global komoditi ini bisa dikembangkan, apalagi sangat cocok dengan kondisi iklim di Sultra (sultrakini, 20/10/2022).

Baca Juga

Mari Kita Ubah, Sebelum Kita Diubah Bangsa Lain!

Perselingkuhan Marak, Bukti Rapuhnya Bangunan Pernikahan

Pers Menjaga Kualitas Pemilu

Pertanian Jadi Sektor Unggulan Tingkatkan Ekonomi Sultra

Indonesia Negara Agraris

Indonesia terkenal di seluruh dunia sebagai negara agraris, karena sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Lahan pertanian yang luas serta sumber daya alam yang melimpah merupakan anugrah dari Sang Maha Kuasa kepada negeri ini. Hasil pertaniannya pun bermacam-macam, mulai dari padi, kentang, sayur-sayuran hingga buah-buahan.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pada periode Januari sampai April 2022 mendatang, produksi padi Januari–April 2022 diperkirakan naik 7,7 persen atau setara 14,63 juta ton bila dibandingkan periode yang sama pada 2021 lalu sebesar 13,58 juta ton.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan bahwa semua perhitungan tersebut dilakukan dengan metode kerangka sample area (KSA), dimana pengamatannya sudah memakai teknologi sistem informasi geografi (SIG). Kenaikan produksi padi tidak bisa dilepaskan dari kenaikan potensi luas panen. Pada Januari sampai April 2022, luas panen berpotensi mencapai 4,81 juta hektare (republika.co.id, 02/03/2022).

Dari data di atas nampak jelas jika negeri ini memiliki kekayaan alam yang melimpah, bahkan Indonesia menempati posisi negara ketiga penghasil beras terbanyak di dunia. Namun, faktanya negeri ini masih mengalami krisis pangan dan tidak terus tertinggal dengan negeri-negeri lainnya.

Liberalisasi Pertanian

Tak dipungkiri jika krisis pangan yang mengintai negeri ini akibat sengkarutnya pengaturan dalam sistem ekonomi kapitalisme. Sistem yang berdasar pada materi ini membuat para pemilik modal/kapital memiliki kekuasaan untuk mengendalikan laju perekonomian yang berdasar pada konsep pasar bebas.

Akibatnya, negeri Indonesia tidak mampu berdaulat sendiri, dimana dia harus terikat dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh para pemilik modal yang membuat negeri Pertiwi harus rela menjadi salah satu pengimpor beras terbesar di dunia.

Karena ketidakberdayaan produk pertanian Indonesia bersaing dikancah global akibat ketidaksesuaian mutu produk kita dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh mereka. Sehingga membuat produk kita ditolak oleh negara-negara Eropa dan Amerika sebagai negara Adidaya.

Selain itu, keterikatan Indonesia dengan perjanjian pertanian (Agreement on Agriculture) World Trade Organization sejak 1995 lalu. Perjanjian ini adalah perjanjian yang mengikat secara hukum dan harus ditaati oleh negara yang mengikutinya dan Indonesia termasuk salah satu negeri yang menjadi anggotanya.

Dengan mengikutinya, Indonesia berkewajiban untuk pertama, mengurangi dukungan domestik. Dukungan domestik ini merupakan salah saru bantuan pemerintah kepada para petani berupa subsidi pupuk, bibit dan lainnya. Namun, dengan adanya perjanjian ini maka artinya, lambat-laun pemerintah akan mengurangi bantunya berupa berbagai subsidi kepada para petani sampai akhirnya akan dihapuskan.

Kedua, mengurangi subsidi ekspor. Dengan ini maka pemerintah akan berlepas tangung jawab terhadap pendistribusian hasil panen, dengan kata lain, para petani harus berjuang sendiri untuk melawan para pemain-pemain besar pemasar produk pertanian. Yang akhirnya membuat petani akan kembali terseok-seok jika panen melimpah namun harga kian anjlok.

Ketiga, perluasan akses pasar yang dimaknakan sebagai penghapusan seluruh halangan impor dan dikonversi dalam bentuk tarif. Tarif ini nantinya akan dikurangi sebesar 36 persen bagi negara maju, sementara bagi negara berkembang, tarif impor akan dikurangi 24 persen dalam jangka waktu 10 tahun dan pengurangan minimum 10 persen.

Selain itu juga dengan adanya kebijakan pemerintah yang mengusung liberalisasi di sektor pangan dan lebih banyak memihak pada pemilik modal. Seperti halnya pembukaan kran impor pangan seluas-luasnya di tengah panen raya. Bahkan, impor pangan ini menjadi salah satu solusi sumber penyediaan cadangan pangan dan mewujudkan ketersediaan pangan di negeri pertiwi.

Padahal ketergantungan pangan kepada asing melalui impor, baik itu pangan pokok atau pangan strategis, maka sama saja negeri ini menggadaikan stabilitasnya kepada asing. Bahkan pada titik tertentu, ketergantungan itu bisa dimanfaatkan oleh barat sebagai alat politik untuk mewujudkan tujuan-tujuan pihak asing bahkan hingga untuk merubah sistem di suatu negara. Sehingga, negara ini akan kehilangan kedaulatannya.

Miris, negeri yang subur makmur “gemah ripah lor jinawi” dengan sebutan negeri agraris, namun kualitas hidup petani sempit semakin menurun, miskin, dan terpinggirkan. Ini sebagai dampak liberalisasi pertanian. Akibatnya, Migrasi tenaga kerja usia produktif di sektor pertanian tidak terelakkan dan saat ini tanggung jawab pemerintah untuk memenuhi hak atas pangan petani sangat minim, bahkan hampir tidak ada.

Di sisi lain, ketergantungan petani terhadap bahan baku produksi, seperti benih, pupuk, dan obat- obatan juga semakin kuat yang semua itu jelas akan menguntungkan para pemilik modal. Maka tak heran jika negeri ini akan mengalami krisis pangan. Ditambah lagi dengan sengkarutnya distribusi pangan yang hanya berputar pada sekelompok masyarakat saja, akibat dari melambungnya harga pangan yang sulit dijangkau oleh sebagian masyarakat pelosok desa.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Khaziyah NaflahKrisis PanganLiberalisasiSektor PertanianSuara Pembaca
Share2Tweet1SendShare
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi. Hak cipta dilindungi Undang-undang.

Pasang Iklan Penasultra

Ikuti Kami :

ADVERTISEMENT
Previous Post

Afghanistan Belajar Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia

Next Post

IOH dan CGV Umumkan Pemenang Kompetisi Film Pendek S.O.S

RelatedPosts

Gaza Kelaparan, 2 Miliar Umat Islam Dipermalukan

25 Juli 2025

Pemerintahan Adalah Proses Berkelanjutan, Bukan Ajang Klaim Pribadi

23 Juli 2025

Mengulik Sejarah Jembatan Buton-Muna Vs Suguhan Konten Sang DPD

20 Juli 2025

Menguji Keberanian KPK

17 Juli 2025

Tolak KEK Danau Toba

15 Juli 2025

Menakar Langkah KPK dalam OTT di Sumut

12 Juli 2025
Load More
Next Post

IOH dan CGV Umumkan Pemenang Kompetisi Film Pendek S.O.S

Discussion about this post

PenaEkobis

PenaEkobis

Kalla Toyota Kendari Optimis Capai Target SPK di Toyota Auto Show 2025

by Redaksi Penasultra.id
26 Juli 2025
0

Kalla Toyota Kendari kembali menggelar pameran otomotif terbesar di Sulawesi yakni Toyota Auto Show 2025.

Read moreDetails

CIMB Niaga Raih Penghargaan Top 50 Perusahaan Terbuka ASEAN Terbaik

26 Juli 2025

Angka Kemiskinan di Sultra Menurun pada Maret 2025

26 Juli 2025

Mudahnya Upgrade Mobil dengan Program Trade-In di Toyota Auto Show 2025 Kendari

25 Juli 2025

Biaya Layanan Kargo Super Air Jet di Bandara Betoambari Turun Gila-gilaan

24 Juli 2025

Recommended Articles

Dukung Investasi, Pemkab Konsel Tanam Perdana Bibit Kelapa di HGU PT. KIC

24 Februari 2022

Sektor Pertambangan dan Galian Dorong Pertumbuhan Kredit Perbankan di Sultra

22 Juni 2022

KKP Edukasi Siswa SD Kelola Sampah Plastik

29 Mei 2024

Maluku Utara Belajar Pengelolaan Tambang di Sulawesi Tenggara

12 April 2022

Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Kadin Muna Siap Hadirkan Investor Asalkan…

29 Oktober 2023
Load More

Populer Minggu Ini

  • 549 Prajurit Batalyon TP 823/Raja Wakaaka Resmi Bertugas di Baubau

    188 shares
    Share 75 Tweet 47
  • Danrem 143/HO Terima Lulusan SPPI Batch 3 Wilayah Sultra

    133 shares
    Share 53 Tweet 33
  • Andi Ady Aksar Jadi Calon Tunggal Ketua KONI Sultra

    72 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Ponsel Ketua PSI Kolaka Raib di Kongres Solo, Panitia Dituntut Bertanggung Jawab

    45 shares
    Share 18 Tweet 11
  • Mengulik Sejarah Jembatan Buton-Muna Vs Suguhan Konten Sang DPD

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
logo penasultra

penasultra.id
PT Pena Sultra Grup
(Penerbit/Pengelola Penasultra.id)
NPWP: 93.591.690.8-811.000

Kontak »

Advetorial

Evaluasi Pilkada 2024, Cara KPU Sultra Siapkan Strategi Pemilu Lebih Berkualitas

KPU Sultra Resmi Tetapkan Pasangan Gubernur-Wakil Gubernur Terpilih 2025-2030

Video: Sinonggi dengan Kambatu-Tawaoloho Semakin Diminati

Link Corner

  • Dewan Pers
  • Persatuan Wartawan Indonesia
  • Serikat Media Siber Indonesia
  • Siberindo.co
  • Dinamikasultra.com
  • Triaspolitika.id
  • Metrosultra.id
  • Bikasmedia.com

  • Profil
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Hak Jawab
  • Kontak
  • Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak

Copyright © 2023 Penasultra.id, Made with ❤️

error: Maaf tidak bisa.!!
No Result
View All Result
  • Home
  • Sulawesi Tenggara
    • MetroKendari
    • Daratan Sultra
      • Bombana
      • Kolaka
      • Koltim
      • Kolut
      • Konawe
      • Konsel
      • Konut
    • Sultra Kepulauan
      • Konkep
      • Baubau
      • Buton
      • Buteng
      • Butur
      • Busel
      • Mubar
      • Muna
      • Wakatobi
  • Gaya Hidup
    • PenaEntertain
    • PenaHealth
    • PenaKuliner
    • PenaOto
    • PenaTekno
    • PenaDestinasi
  • Style Pena
    • PodcastPena
    • FigurPena
    • LayarPena
    • LensaPena
    • PenaPembaca
  • News Room
    • PenaNusantara
    • PenaEkobis
    • PenaHukrim
    • PenaSport
    • PenaEdukasi
    • PenaPolitik
    • PenaCelebes
    • PenaMancanegara
  • Advetorial
  • Link Corner
    • Dewan Pers
    • Persatuan Wartawan Indonesia
    • Serikat Media Siber Indonesia
    • Siberindo.co
    • Dinamika Sultra
    • Trias Politika
    • Metrosultra.id
    • Bikasmedia.com
SMSI - Dewan Pers Penasultra.id

Ikuti Kami :

Copyright © 2023 Penasultra.id, Made with ❤️