Jadi, jika ketiga hal di atas kurang terkontrol dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan generasi muda akan semakin bobroknya kelakuan mereka di kemudian hari.
Terlebih adanya kebebasan yang kebablasan dan telah jauh dari norma-norma yang berlaku di masyarakat, apalagi norma agama. Sehingga banyak anak menjadi menjadi korban, bahkan pelaku kriminal.
Dari persoalan di atas, tentu perlu tindakan untuk meminimalisir bahkan membabat tuntas masalah generasi muda yang tambah rusak. Karena itu sangat penting peran lingkungan keluarga dalam mendidik anak agar menjadi manusia yang memiliki budi pekerti yang luhur dan tak hanya cerdas secara sains dan teknologi, tapi juga spiritualnya. Karena orang tua, terlebih ibu merupakan sekolah utama dan pertama bagi anak-anaknya.
Selain itu, adanya budaya amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat pun penting untuk membantu menopang nilai-nilai agama dan moral yang telah diperoleh di lingkungan keluarga.
Ditambah lagi peran negara pun tak kalah penting dalam berpartisipasi dan mendukung terciptanya generasi bangsa yang tak hanya cerdas, tetapi juga berakhlakul karimah.
Dalam hal ini seperti memperbanyak tayangan atau tontonan yang memiliki nilai edukasi dan menutup berbagai hal yang dapat memicu timbulnya amoral hingga kriminal.
Oleh karena itu, tidak mudah mewujudkan generasi yang memiliki budi pekerti yang luhur, jika masih minim adanya sinergi antara peran keluarga, masyarakat dan negara. Karena sesungguhnya, untuk dapat menciptakan generasi yang tak hanya cerdas secara sains dan teknologi, tapi juga spiritual butuh kerja sama antara ketiga pilar tersebut.
Harapannya agar generasi yang akan datang dapat menjadi tonggak peradaban yang cemerlang. Wallahu a’lam bi ash-shawab.(***)
Penulis: Freelance Writer/Guru SMAN 2 Unaaha
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post