Perintah Allah SWT untuk amar ma’ruf nahi mungkar ini akan melahirkan kepedulian satu sama lain. Sehingga muncul perasaan tidak rela jika melihat saudaranya bermaksiat. Selain itu peran negara sangat dibutuhkan untuk menegakkan peraturan yang telah dibuat, memberikan sanksi yang berdampak besar dan memberikan efek jera tentu ini sangat ampuh untuk menghentikan setiap pelanggaran.
Sayangnya di sistem pemerintahan kita saat ini peraturan dibuat untuk dilanggar, bukankah seperti itu! Tentu ini sangat berbeda jauh dengan Islam dalam mengevaluasi pejabat yang menggunakan fasilitas negara.
Mari belajar dari kisah Umar bin Abdul Azis ketika menjabat sebagai pemimpin. Umar bin Abdul Aziz berkuasa sekitar dua tahun lamanya. Namun, periode itu termasuk yang membuat tentram rakyat Muslimin. Sebab, kepemimpinan Umar selalu mengedepankan kepentingan umat.
Sebagai pejabat negara, Umar bin Abdul Aziz berprinsip sangat hati-hati (wara’) dalam menggunakan fasilitas negara. Dikisahkan bahwa suatu ketika, pemimpin Muslimin ini harus menyelesaikan tugas di ruang kerjanya hingga larut malam. Tiba-tiba, putranya mengetuk pintu ruangan dan meminta izin masuk. Umar pun mempersilakannya untuk mendekat.
“Ada apa putraku datang ke sini?” tanya Umar, “Apa untuk urusan keluarga kita atau negara?”
“Urusan keluarga, Ayah,” jawab sang anak.
Kontan saja Umar bin Abdul Aziz meniup lampu penerang di atas mejanya, sehingga seisi ruangan gelap gulita.
“Mengapa Ayah melakukan ini?” tanya putranya itu keheranan.
Discussion about this post