Jalan Buntu Bernama Diplomasi
Sejarah menunjukkan diplomasi internasional tak pernah melahirkan kemerdekaan Palestina. Dari Inisiatif Perdamaian Arab 2002, Perjanjian Oslo 1993, hingga Konferensi Sharm El-Sheikh 1996, semuanya berakhir gagal. Deklarasi New York hanyalah bab terbaru dari sandiwara global yang menuntut Palestina menyerah atau binasa.
Para penguasa negara Arab dan muslim yang mendeklarasikan ini, persis menandatangani piagam pengakuan atas kejahatan Israel. Mereka tak sanggup menghalau genosida, walaupun sudah terbit putusan Mahkamah Internasional, telah ada resolusi Dewan Keamanan PBB dan seruan dari KTT Arab-Islam.
Solusi Nyata, Jihad dan Khilafah
Palestina tak akan berhenti dari penjajahan melalui retorika di PBB, gencatan senjata semu dan penyelesaian dua negara yang berisi jebakan. Kemerdekaan hanya akan terwujud melalui jihad fi sabilillah yang terorganisir di bawah kepemimpinan politik Islam, yaitu Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah.
Khilafah akan mempersatukan kekuatan militer seluruh negeri Muslim, memutuskan normalisasi, menghentikan pasokan energi ke Barat, serta mengerahkan pasukan untuk menghapus eksistensi penjajah Yahudi dari tanah Al Quds. Inilah jalan yang ditempuh Umar Bin Khattab saat membebaskan Baitul Maqdis pada tahun 637, serta dihidupkan kembali oleh Shalahuddin Al Ayyubi tahun 1187.
Darah para syuhada tidak boleh dibayar dengan ilusi diplomasi. Harga yang pantas adalah kemenangan Islam yang nyata. Pembebasan total Palestina dari Sungai Yordan hingga Laut Tengah di bawah panji Laa ilaha illallah Muhammadur Rasulullah.(***)
Penulis: Kolumnis Publik di Sinjai
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post