Maka tidak perlu menggunakan hasil survey merasionalisasi kehendak Cagub dan “circle” nya. Cagub yang tergantung kepada PDIP, bukan sebaliknya. Tanpa PDIP, Cagub tersebut hanya masa lalu. PDIP lah satu-satunya partai yang bersedia mengusungnya sebagai Cagub.
Sehingga, bukan PDIP yang tergantung kepada Cagub tersebut di Sumut. Maka Cagub dan circle nya diminta fokus mencari sosok yang dapat menutupi banyak kekurangan dan kelemahannya. Bukan sibuk membangun “rasionalisasi” dan “cocokologi”.
Jika mengacu pada hasil Pileg 2024, maka PDIP berhasil mendapatkan 3 dari 9 kursi (33,3%) dari Sumut 9 DPRD Sumut. Maka kader dari kawasan tersebut (Toba, Tapanuli Utara, Samosir, dan Humbang Hasundutan) harus prioritas sebagai Cagub/Cawagub.
Jika Cagub sementara sudah dipilih dari kawasan lain, maka Cawagub mutlak dari kawasan tersebut. Sebab jika kawasan ini tidak diakomodasi maka akan ada migrasi politik besar-besaran dari basis PDIP kepada lawan. Pihak lawan akan klaim lebih nasionalis di kawasan ini.
Maka DPP PDIP diminta untuk merdeka dalam memutuskan Cagub dan Cawagub Sumut. Keutuhan dan keberlanjutan PDIP jauh lebih penting daripada kepentingan politik jangka pendek Pilkada.
Sumut sebagai miniatur Indonesia yang paling kompleks dan komplit harus dirawat dan dijaga seperti menjaga biji mata sendiri. Sebab PDIP lebih baik kalah di Pilgub Sumut daripada menang tetapi PDIP meninggalkan jati diri dan identitasnya.
Kita meminta semua “rasionalisasi” dan “cocokologi” yang sedang dimainkan oleh para aktor politik dihentikan. Terutama para pemain lama yang terbukti gagal di zamannya. Zaman sudah berubah, sebab sesungguhnya yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang.
Kita sama-sama memiliki kecakapan dan keahlian bermain politik. Namun kita harus menghargai kepemimpinan kolektif DPD PDIP Sumut dibawah komando Rapidin Simbolon. Kemenangan Pilgub Sumut penting dan harus menjadi prioritas semua kader. Namun keutuhan dan keberlanjutan partai di atas segalanya.
Kepentingan pribadi, kelompok, harus tunduk dan melebur dibawah kepentingan partai. Apresiasi kepada semua kader yang berjuang demi kepentingan partai. Setia pada garis perjuangan partai, serta tidak pernah melakukan perbuatan tercela demi keuntungan diri sendiri, dan kelompoknya yang melukai hati rakyat. Satyam Eva Jayate!.(***)
Penulis adalah Kader PDIP, Ketua PP GMKI 2008-2010
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post