Para pensiunan Polri dan keluarganya yang dananya ada di ASABRI bagaikan sudah jatuh ketimpa tangga, masih digigit monyet pula. Dalam situasi uang mereka dikorupsi, petugas ASABRI justru sering kali dengan seenaknya mengambil alih aset para pemilik asli uang itu. Caranya dengan memblokir rekening uang pensiun para purnawirawan dan warakawuri.
Tindakan blokir ini menambah kerugian dan penderitaan para pensiunan Polri dan keluarganya.
Semestinya ASABRI paham, pemblokiran itu adalah tindakan hukum yang merupakan kewenangan aparat penegak hukum yang hanya dapat dilakukan sesuai prosedur hukum. Tindakan pemblokiran rekening tunduk pada undang-undang perbankan.
Bayangkan, bulan ini saja berapa banyak pelanggan ASABRI, yaitu purnawirawan dan warakawuri yang mau mengambil hak uang pensiunnya, ternyata tidak bisa, karena diblokir ASABRI. Mereka diwajibkan mengurus buka blokirnya dulu. Itupun uangnya belum tentu berhasil ditarik.
Dapat diduga mungkin pemblokiran tersebut sesungguhnya hanya akal-akalan sebagai salah satu kiat ASABRI untuk menghambat penyaluran dana pensiun. Padahal yang sebenarnya dananya dipakai untuk yang lain, tetapi tidak terbatas dana yang dikorupsi.
Pemblokiran uang pensiun yang dialami purnawirawan dan warakawuri yang sudah begitu sering dilakukan oleh ASABRI, jelas teramat sangat merepotkan, memberatkan, merugikan dan menambah derita para pensiunan Polri dan keluarganya.
Setiap mau membuka blokir, keluarga mantan pengabdi hukum selalu diminta ASABRI update input data sama seperti baru pertama kali mengurus uang pensiun. Setiap tiga bulan mereka wajib melapor ke ASABRI.
Tranformasi digitalisasi ASABRI yang berlangsung saat ini mungkin bertujuan untuk memudahkan customer dalam menjangkau akses ke ASABRI. Namun, yang dirasakan sebagian besar purnawirawan dan warakawuri malah sangat direpotkan oleh ASABRI, baik dalam proses buka blokir maupun input data supaya tidak kena blokir uang pensiunnya.
Terjadi Setiap Bulan
Dasar berpikir pemblokiran oleh ASABRI nampaknya hanya untuk memantau, apakah pemilik hak pensiun masih hidup atau tidak. ASABRI khawatir jangan sampai ada pelanggan yang sudah meninggal dunia, tapi masih ada orang lain yang mengambil pensiunnya. Tentu ini sangat keterlaluan.
Semestinya ASABRI lebih customer oriented dan jangan merepotkan dan merugikan purnawirawan dan warakawuri yang bukan saja sebagai pelanggan/customer tapi juga sebagai pemilik uang yang sebenarnya.
Kasihan pelanggan dibuat repot mesti menyiapkan data sama dengan mau mengurus awal pensiun. Kejadian seperti itu berulang setiap bulan. Dan selalu ada banyak pelanggan yang terkena blokir.
Discussion about this post