Namun sebagai seorang pengamat, maka penulis tidak akan terlalu jauh membahas program kerja Walikota baru ini, karena hal itu sudah sangat jelas termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Baubau 2018-2023 yang telah tersusun sebelumnya.
Untuk hal itu, menurut hemat penulis beliau tinggal melanjutkannya saja, sembari sesekali melakukan evaluasi terhadap setiap pencapaiannya program kerja didalamnya. Akan tetapi, penulis lebih tertarik mencermati langkah-langkah politik yang akan diambil seorang Monianse seusai dilantik menjadi Walikota baru di wilayah Kota pemilik Benteng terluas di Dunia ini.
Mengapa demikian? Hal ini penting untuk penulis ungkapkan, karena sadar atau tidak sadar masyarakat Kota Baubau telah memasuki Era Monie bukan lagi Era Tamrin yang baru saja berakhir.
Pertama, patut kita cermati bersama bahwa jabatan Walikota adalah jabatan politik. Karena merupakan jabatan politik, maka setiap Walikota atau kepala daerah memiliki pandangan politik yang berbeda-beda. Tentunya, pandangan politik seorang mendiang A.S. Tamrin sebelumnya dan seorang Monianse selaku Walikota Baubau saat ini tentu berbeda, walaupun sebelumnya dua figur ini dilahirkan oleh poros gabungan partai politik yang sama.
Perlu diketahui bersama bahwasanya kemenangan pasangan kepala daerah ini didukung oleh 4 partai besar yang memiliki mayoritas kursi di DPRD Kota Baubau saat itu, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Nasdem, dan Partai Golongan Karya (Golkar).
Mendiang A.S. Tamrin sendiri adalah mantan Ketua DPD II PAN Kota Baubau, sedangkan Laode Ahmad Monianse adalah tidak lain Ketua DPC II PDIP Kota Baubau.
Bagaimana dengan Nasdem dan Golkar? Menurut kacamata penulis, baik Partai Nasdem dan Golkar kala itu, memiliki hubungan yang sangat harmonis dengan mendiang A.S. Tamrin, sehingga bersedia memberikan dukungan politik penuh kepada pasangan Tampil Manis kala itu, walaupun kedua partai itu memiliki potensi mendorong kadernya sendiri.
Oleh karena itu, disadari atau tidak, maka pemimpin 01 Kota Baubau saat ini telah beralih dari kader PAN ke kantong kader PDIP. Cepat ataupun lambat, konstelasi poros gabungan partai pun sedikit banyak pasti ada pergeseran didalamnya.
Ibarat dalam permainan sepakbola, bola saat ini dalam penguasaan seorang Monianse sebagai seorang kapten Tim, untuk kepada siapa saja bola politik akan diberikan.
Discussion about this post