Namun, peran keluarga saja tidak cukup. Perlu adanya dukungan dari lingkungan masyarakat yang kondusif terhadap pembentukan kepribadian yang luhur bagi remaja muslim.
Tentu saja, lingkungan dimaksud bukan lingkungan yang individualis, permisif, masa bodoh, dan apatis. Melainkan, lingkungan yang terbentuk dari individu-individu yang memiliki kesatuan pemikiran dan perasaan, serta diatur dengan satu sistem hidup yang sama.
Di samping itu, yang tak kalah penting adalah hadirnya negara sebagai pelaksana sistem/peraturan hidup di tengah masyarakat. Keluarga bisa saja menghadapi masalah dalam membentuk kepribadian anak/remaja, manakala tidak sejalan dengan aturan yang diterapkan negara dalam masyarakat, di mana mereka hidup dan berinteraksi di dalamnya.
Olehnya itu, keluarga, masyarakat, dan negara wajib bersinergi dengan mengoptimalkan fungsi dan peran masing-masing demi menyelamatkan remaja muslim dari perilaku menyimpang yang merugikan, seperti halnya klithih, tawuran, dan semacamnya.
Keluarga, secara optimal menjalankan fungsi bimbingan dan pengasuhan sesuai tuntunan Islam. Masyarakat menjalankan fungsi sosial kontrol, tidak membiarkan dan menganggap wajar kenakalan remaja. Apalagi, jika sudah termasuk dalam ranah kriminal/kejahatan, seperti menghilangkan nyawa orang lain tanpa sebab syar’i.
Pun, negara menjalankan fungsinya sebagai pelindung rakyat. Negara wajib melindungi seluruh warga negara termasuk remaja dari berbuat pelanggaran, seperti melakukan kejahatan, apapun bentuknya. Bila ada yang berani menghilangkan nyawa, negara wajib memberikan sanksi tegas bagi yang mukalaf. Sebab, dalam Islam, menghilangkan nyawa adalah kejahatan dan dosa besar.
Selanjutnya, negara hendaknya memfasilitasi para remaja agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Memenuhi hak pendidikan dan mempersiapkan mereka menjadi calon pemimpin, serta memastikan remaja muslim bebas dari pemikiran rusak dan merusak.
Dengan demikian, remaja muslim akan terjaga dari kerusakan mental, aktivitas yang sia-sia, dan berbuat kerusakan. Negara pun tidak akan kehilangan regenerasi pemimpin di masa depan. Wallahua’lam.(***)
Penulis: Pegiat Literas
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post