Saya termasuk orang paling capek memberi kesadaran. Saya lakukan sepenuh tenaga. Kadang dana sendiri. Tentu, bukan hanya anggota DPR penyebabnya. Ada sikap pemerintah daerah kabupaten kota hingga pusat tidak perhatikan masyarakat nelayan pesisir Hu’u Dompu.
Saya coba yakinkan dalam perspektif lain sesuai perkembangan dan dinamika masyarakat pesisir. Awalnya, mereka menolak PKB, lebih memilih partai lain. Mengelaborasi kepentingan mereka sungguh sulit. Karena sumberdaya yang saya miliki secara pribadi: hanya semangat pantang menyerah.
Bahkan salah satu tokoh masyarakat pesisir yang saya datangi katakan: “PKB hanya bisa sholawatan. Padahal itu tidak mengenyangkan perut dan tidak menaikkan pendapatan.” Itu katanya.
Ya, benar juga kata mereka. Sekali lagi saya berusaha yakinkan: “shalawatan itu penting untuk menjaga kondusifnya pikiran, jiwa dan raga agar tetap sehat dan bugar.” Apabila nelayan mampu mengemas shalawatan yang kolaboratif dalam kegiatan positif untuk membantu masyarakat. Maka itu sangat luar biasa.
Akhirnya, dalam 5 hari lakukan kerja-kerja politik memberi kesadaran kepada masyarakat pesisir. Tentu, belum ada yang sempurna. Kalau mau sempurna membutuhkan dana besar, formulasi kegiatan, memberi bantuan dan mensuplay kebutuhan untuk kehidupan mereka dimasa mendatang.
Masyarakat pesisir Hu’u Dompu NTB sekarang, sedang ancang-ancang deklarasi dukungan kepada Gus Muhaimin Iskandar. Kita belum tau kapan mestinya dukungan itu digulirkan. Menunggu komunikasi lebih lanjut dengan saya sendiri atau caleg-caleg PKB di wilayah Dompu.
Discussion about this post