Tidak menonjolkan diri. Tidak coba ikut berpendapat dalam tanya jawab. Bahkan, memilih tidak berjalan beriringan disamping Jokowi untuk tersorot kamera.
Hanya bahasa kehadiran. Mendekat ke korban, dan memeluk ibu korban yang kemalangan, saat di rumah sakit.
Jelasnya, Ibu Iriana hadir mewakili dan menyampaikan persaudaraan kemanusiaan dari bangsa Indonesia,
bahkan mewakili rasa kemanusiaan warga sipil dunia.
Lewat kehadiran, Ibu Iriana menyatakan: “kita satu keluarga, kita satu keluarga kemanusiaan”.
Menjadi saksi bahwa perang tidak diharap oleh keluarga manapun. Perang hanyalah penderitaan bagi rakyat.
“Moga-moga peperangan ini segera berakhir, karena sangat merinding (ngeri) saya melihatnya,” sepotong kesaksian yang disampaikan Ibu Iriana.
Harapan sederhana, harapan kita semua, harapan masyarakat sipil dunia untuk direnungkan semua kepala negara di dunia.
Terima kasih Ibu Iriana. Good job!!(***)
Penulis: Ketua Umum Kibar Indonesia, Relawan Jokowi, Pembina Yayasan Pendidikan Permata Hati-Tangerang, Kelahiran Majapahit, Batauga (1964)
Discussion about this post