<strong>PENASULTRA.ID, KONAWE KEPULAUAN</strong> - Komitmen PT Gema Kreasi Perdana (GKP) terhadap lingkungan dan masyarakat lingkar tambang yang ada di Pulau Wawonii terus ditunjukkan. Dengan adanya komitmen tersebut sekaligus menunjukkan kepada publik bahwa berkembangnya tudingan terkait aktivitas pertambangan PT GKP sebagai penyebab utama keruhnya sumber mata air di Roko-roko adalah tidak benar. Pihak perusahaan menjelaskan, dari hasil pengecekan lapangan dengan melibatkan ahli hidrologi dan pemerintah setempat serta masyarakat desa, didapati sumber utama keruhnya air karena adanya peningkatan curah hujan di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) yang tengah dalam fase peralihan musim. Kondisi ini mendorong curah hujan dengan intensitas tinggi ke beberapa wilayah disana. Curah hujan tinggi ini membawa serta lapisan tanah permukaan, ditambah pula banyaknya anak sungai yang kering saat musim kemarau menjadi penuh ketika hujan datang. Akibatnya, semua lapisan tanah permukaan tersebut, mengarah ke sungai besar bahkan juga menerobos sampai ke sumber-sumber air bersih warga. Dua desa di Roko-Roko Raya, yakni Desa Sukarela Jaya dan Desa Dompo-Dompo dengan sumber mata air yang sama, mengalami kekeruhan. "Memang masalah air ini adalah masalah yang sangat vital, sehingga kita perlu melakukan antisipasi dan mencari jalan alternatif agar kebutuhan air bersih warga tidak kekurangan," kata Kepala Desa Sukarela Jaya Samaga baru-baru ini yang turut dalam berbagai upaya pemulihan air bersih. Samaga menjelaskan, dengan berbagai upaya yang dilakukan bersama PT GKP, kebutuhan air bersih masyarakat sudah bisa terpenuhi. Perusahaan telah membantu melalui penyediaan water truck dengan kapasitas 5.000 dan 8.000 liter untuk menyalurkan air bersih ke rumah-rumah warga, pembuatan sumur bor dan tendon penampungan air bersama warga. Pihak perusahaan bersama dengan masyarakat juga mencari sumber air alternatif agar bila hujan terjadi lagi, selalu ada sumber air alternatif. Samaga mengimbau agar semua pihak tetap tenang dan bijak menanggapi berbagai informasi yang beredar. Kondisi aktivitas di desa tetap berjalan normal. Kondisi air konsumsi dan air sungai di Wawonii Tenggara perlahan sudah mulai membaik. Namun, proses perbaikan dan mitigasi masih terus berjalan hingga sekarang. Apalagi, musim hujan di Pulau Wawonii, terbilang cukup panjang. Biasanya, musim hujan mulai datang sejak Mei hingga akhir Agustus. Karenanya, upaya mitigasi, belum berhenti dan terus dilakukan. Penegasan serupa juga disampaikan oleh Camat Wawonii Tenggara, Iskandar. "Itu tidak benar, tidak terjadi (pencemaran). Saya selalu memantau di seluruh wilayah Wawonii Tenggara di mana tambang itu ada, air itu tidak berubah. Jika pencemaran itu terjadi, pasti saya sendiri yang langsung mengkritisi pihak perusahaan karena konsumsi masyarakat di sini sepenuhnya berasal dari sungai-sungai kecil dan besar," ujar Iskandar. Iskandar menegaskan, saat musim hujan datang, wajar jika air keruh karena tercampur dengan aliran air dari permukaan tanah. Sebelum ada tambang pun sudah seperti itu. Namun, ketika hujan sudah reda, sungai akan kembali jernih. Sehingga kata dia, rumor terkait adanya pencemaran lingkungan, sama sekali tidak terjadi. Apresiasi terhadap langkah cepat PT GKP dalam menangani persoalan air bersih yang dialami warga di dua desa di Roko-Roko Raya ini juga disampaikan Wakil Bupati Konawe Kepulauan, Andi Muhammad Luthfi. Menurut dia, hal ini membuktikan tanggung jawab sosial perusahan terhadap masyarakat berjalan baik. “Kita mengapresiasi atas apa yang dilakukan perusahaan. Menangani persoalan yang sedang dihadapi, sekaligus juga melakukan antisipasi dan mitigasi untuk jangka panjang,” ujar Luthfi menegaskan. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/_1kaNgMB01o
Discussion about this post