Oleh: Ummu Rasyid
Kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di negeri ini kian hari kian memprihatinkan. Mulai dari pemukulan ringan, penganiayaan, hingga berakibat pada hilangnya nyawa. Bisa dilakukan di dalam rumah, bahkan di tempat keramaian dan dijalan raya sekalipun, sangat miris.
Dilansir dari www.liputan6.com, 1/11/2022, seorang suami melakukan aksi kejam dan brutal terhadap istri dan anaknya di sebuah rumah, di kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.
Pelaku melakukan aksinya secara membabi buta hingga membunuh anaknya sendiri dan mengakibatkan istrinya kritis.
Aksi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga terjadi di Depok, Jawa Barat. Tanpa belas kasihan, seorang suami tega memukul sang istri berkali-kali. Ironisnya, penganiayaan tersebut dilakukan sang suami di pinggir jalan di Pangkalan Jati, Cinere disaksikan sang anak yang masih balita dan warga sekitar (www.beritasatu.com).
Komnas Perempuan menerima sekitar 2 ribu laporan kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2021. Kasus terbanyak adalah kekerasan terhadap istri.
“Pada 2021, Komnas Perempuan menerima 2.527 kasus kekerasan di ranah rumah tangga/personal, dan kekerasan terhadap istri selalu menempati urutan pertama dari keseluruhan kasus KDRT/RP dan selalu berada di atas angka 70%,” kata Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi kepada wartawan, Sabtu (1/10/2022).
Sesungguhnya permasalahan KDRT ibarat fenomena gunung es, dimana dimasyarakat banyak kejadian namun yang melapor hanya sedikit. Korban kekerasan dalam rumah tangga bukan hanya istri tetapi juga pada kalangan laki-laki. Namun yang lebih banyak pelakunya adalah dari laki-laki (ayah/suami).
Kekerasan suami terhadap istri atau ayah terhadap anak sudah sering terjadi. Hal ini menunjukkan hilangnya fungsi qawwamah pada laki-laki. Yang seharusnya sebagi tempat bersandar, berlindung, pemberi keamanan dan kenyamanan anggota keluarganya, malah sebaliknya menjad neraka dunia. Baiti Jannati tak ada pada keluarga yang sering terjadi aksi kekerasan.
Ada banyak hal yang menjadi penyebab munculnya kekerasan dalam rumah tangga diantaranya faktor ekonomi (tingginya beban hidup sementara pendapatan sedikit), gaya hidup buruk, perselingkuhan, minuman keras, cemburu, hingga kurangnya pemahaman terhadap agama serta lemahnya pengendalian diri.
Discussion about this post