Di antara kesalahan pendidikan sekuler saat ini adalah ketidaksiapan generasi muda memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Adakah kurikulum saat ini yang membentuk kepribadian generasi yang siap bertanggung jawab atas kehidupan mereka?
Faktanya dalam sistem pendidikan sekuler hanya membentuk generasi yang bermental kerupuk. Mudah menyerah dengan keadaan. Seharusnya, pendidikan dapat membantu membentuk calon-calon ibu yang siap memikul beban dan tanggung jawab besar.
Sayangnya saat ini banyak calon-calon ibu dirusak dengan pola pendidikan sekuler. Jadilah mereka tidak paham cara menjadi ibu arsitek peradaban yang akan melahirkan generasi penerus yang tangguh dan berkualitas. Sebagaimana ibu para ulama terdahulu yang telah terbukti mampu mencetak generasi yang luar biasa.
Disadari atau tidak, kehidupan sekuler kapitalistik telah merenggut kesehatan mental individu. Remaja mengalami gangguan mental karena nilai-nilai barat menjadi kiblat gaya hidup mereka. Akibatnya, banyak di antara generasi kita mudah mengalami stres hingga depresi dalam setiap masalah yang menghampiri mereka, bahkan sekadar persoalan kecil sehingga bunuh diri dianggap sebagai solusi terbaik bagi meraka.
Coba bayangkan, bagaimana mereka akan menjadi calon ibu tangguh, sedangkan pada usia muda saja sudah mengalami gangguan mental? Apa jadinya generasi masa depan jika melihat calon-calon ibu pencetak generasi banyak mengalami gangguan mental?
Bisakah terwujud generasi tangguh dan berkualitas kelak? Lebih-lebih, peradaban mana pun, jika ingin merusak generasinya, sasaran pertama adalah dengan merusak ibu dan calon ibu mereka. Inilah wajah generasi hasil peradaban sekuler.
Di sisi lain, banyaknya ibu yang mengalami gangguan kesehatan mental dipicu oleh sistem kapitalisme. Bagaimana ibu mau sehat mentalnya jika untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja begitu susah? Bagaimana pula ibu bisa berpikir jernih dan tidak terbebani jika sistem kapitalisme mempersulit para ayah mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarganya?
Pun bagaimana akan keluar dari lingkaran stres, sedangkan orang tua menanggung beban ekonomi yang berat dan melelahkan? Faktanya, bahkan beberapa kasus ibu membunuh anak kerap dipicu kehidupan ekonomi yang kian berat.
Kondisi baby blues syndrome sebenarnya bisa dicegah sejak dini, yaitu menyiapkan sistem pendidikan dan supporting system, dalam hal ini negara sebagai pembuat kebijakan. Kurikulum pendidikan Islam sangat komprehensif dan sesuai fitrah manusia sehingga mampu menyiapkan setiap individu mengemban peran mulia sebagai orang tua, termasuk menjadikan orang tua sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak.
Islam pun memiliki tahapan dalam menyiapkan generasi sebagai calon orang tua masa depan yang tangguh. Tahapan tersebut di antaranya: Pertama, menerapkan kurikulum berbasis akidah Islam. Tujuan pendidikan Islam adalah membentuk kepribadian Islam pada setiap individu serta membekali generasi dengan tsaqafah Islam.
Jika hal ini sudah terbentuk, setiap individu akan memiliki pondasi akidah Islam yang kuat. Pandangannya tentang dunia dan akhirat jelas akan berbeda.
Discussion about this post