Ketika perempuan didorong untuk bekerja, mandiri, tidak membutuhkan siapapun bahkan suaminya sekalipun bahkan menjadi ujung tombak keuangan keluarga justru itu membebani perempuan dengan sesuatu yang seharusnya bukan menjadi tugasnya karena ini melawan kodratnya. Perempuan ingin dijaga, butuh perlindungan. Sehebat-hebatnya perempuan diranah publik tetap tidak bisa melupakan kodrat dia sebagai perempuan yaitu sebagai istri, ibu dan pengatur rumah tangga. Senantiasa tetap menjadikan suami sebagai kepala rumah tangga.
Kemandirian perempuan untuk memenuhi kebutuhan materinya bukanlah cara untuk menghilangkan penindasan atas dirinya atau menegakkan kehormatannya justru ketika dia lebih banyak diluar rumah akan lebih rentan dari sisi perlindungan. Mereka harus berjibaku dari pagi hingga petang bahkan malam atau dari malam hingga pagi lagi, demi sebuah kemandirian, kebebasan dan kesetaraan.
Setelah itu, apakah kemiskinan telah lenyap? Tentu tidak. Kesetaraan hak ekonomi yang mereka perjuangkan justru menimbulkan berbagai masalah dan muncul berbagai dampak buruk bagi generasi.
Sungguh Islam telah memberikan keistimewaan bagi perempuan. Ketika ia bisa menjalankan peran utamanya sebagai ‘umm(un) wa rabbah al-bayt’ dengan maksimal maka kemuliaan dia dapatkan. Hal ini pun tidak menghalangi perannya di tengah masyarakat. Allah SWT telah menggariskan bahwa perempuan memiliki kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam melakukan amar ma’ruf nahi mungkar di tengah masyarakat. Mereka menjadi partner saling tolong menolong menegakkan pilar kehidupan bermasyarakat dengan benar.
Islam menetapkan mekanisme yang menjamin perempuan dalam kondisi apapun mendapatkan nafkah. Diawali dari tanggung jawab ayahnya, suaminya, hingga kerabat laki-lakinya wajib melindungi, mendidik, dan memberikan nafkah. Sehingga, negara tidak boleh membebankan kepada mereka bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
Pemimpin dalam Islam menyelesaikan masalah kemiskinan dengan berupaya memenuhi kebutuhan setiap individu secara merata, memberikan lapangan pekerjaan bagi laki-laki untuk bekerja serta menjaga wanita tetap fokus pada perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Wa’allahu’alam bii showab.(***)
Penulis: Pemerhati Sosial Asal Konawe
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post