Kembali ke pokok persoalan. Tanpa terasa kita sudah melaksanakan puasa yang ke 29 dan sekitar pukul 11.00 Kamis siang terjadi gerhana matahari. Ini menandakan sudah terjadi pergantian bulan.
Maka sudah tepat 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari jumat 21 April 2023 berdasarkan hisab Muhammadiyah yang telah diumumkan.
Bagi umat yang salat Id, Jumat 21 April. Maka Magrib Kamis sudah boleh mengumandangkan takbir Allahu Akbar di masjid-masjid dan musala atau di rumah dan juga di tengah dalam perjalanan.
Takbir ba’da Magrib menandakan kita akan berpisah dengan tamu agung Ramadan. Suka atau tidak, sedih atau gembira, Ramadan akan pergi. Ia akan muncul lagi 12 bulan berikutnya.
Lalu apa yang telah kita perbuat selama hampir sebulan bersama Ramadan?. Adakah momen Ramadan dimanfaatkan secara maksimal dan optimal?.
Bagi yang begitu akrab dengan Ramadan, pasti muncul perasaan sedih. Sedih, karena belum tentu akan bertemu lagi dengan bulan yang penuh ampunan.
Selama dan bersama Ramadan kita dianjurkan beribadah sebanyak-banyaknya. Apakah ini sudah dilakukan?. Apakah hanya sekedar puasa menahan haus dan lapar?
Tidak!, Ramadan menemani kita untuk beribadah tidak sekedar menahan.
Ibadah lain juga. Seperti perbanyak salat, baca Alquran, sedekah dan berbuat baik sesama makhluk tak sebatas pada manusia. Makhluk lain, binatang, tumbuh-tumbuhan harus kita berbuat baik pula kepadanya.(***)
Penulis adalah Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumatra Barat
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post