Penyelesaian problem ini sejatinya bagai buah simalakama bagi penguasa, di satu sisi penguasa ingin memberantas kasus kejahatan dan kekerasan terhadap perempuan dan anak, namun disisi lain disadari ataupun tidak atas nama liberalisasi dengan balutan hak asasi manusia penguasa justru memfasilitasi dan mendukung maraknya kasus tersebut, dengan banyaknya konten-konten porno bertebaran, miras induk kejahatan legal, serta tayangan-tayangan di media yang yang merangsang bangkitnya syahwat berseliweran.
Begitu pun jamak diketahui sistem hukum di negeri ini nyatanya tidak mampu memberikan efek jera bagi para pelaku tindak kejahatan dan terbukti sangat lemah, apalagi jika berhadapan dengan orang-orang berduit, seketika hukum akan menjadi tumpul. Inilah hukum buatan manusia, hukum bisa dibuat dan diubah-ubah sesuai dengan keinginan mereka.
Dalam sistem kapitalisme manusia berdaulat atas hukum, sedangkan agama dipisahkan dari kehidupan. Agama hanya diambil sebagai ibadah ma’dho (ritual) saja, tapi dalam urusan sanksi (uqubat), ekonomi, politik, pergaulan, makanan dan lainnya agama tidak boleh ikut campur.
Alhasil, kemaksiatan semakin marak dan tidak terselesaikan. Maka, mengharap penyelesaian kepada sistem kapitalisme “bagai pungguk merindukan bulan” tidak akan pernah tercapai sampai kapanpun.
Seyogianya, perempuan dan anak memang membutuhkan sistem yang mampu menjaga, melindungi dan memuliakan mereka, semua itu hanya bisa dilakukan oleh peradaban mulai yaitu peradaban Islam. Selama Islam diterapkan di 2/3 dunia kesejahteraan dan keselamatan nyawa benar-benar dirasakan oleh rakyat.
Para pemimpin dalam Islam memahami dan melaksanakan kewajibannya sebagai raain (pengurus) dan junnah (pelindung) bagi rakyatnya, sebab mereka paham bahwa kepemimpinan mereka akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Dalam sejarahnya sistem Islam telah terbukti mampu menjaga kehormatan perempuan dan melindunginya, sebagaimana tergambar pada masa kepemimpinan Rasulullah, pada masa itu ada seorang perempuan Muslimah berbelanja di pasar Bani Qainuqo. Orang-orang Yahudi tersebut melecehkan dengan meminta agar perempuan itu menyingkap jilbabnya.
Namun dia menolak, tapi salah seorang dari kaum Yahudi tersebut diam-diam mengikat ujung pakaian perempuan Muslimah itu, sehingga ketika dia berdiri tersingkaplah auratnya dan membuatnya jatuh tersungkur. Perempuan itu menjerit dan minta tolong.
Discussion about this post